Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Skenario Akhir Jokowi atas Ahok

12 November 2016   17:47 Diperbarui: 15 November 2016   13:13 254200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi saat mengunjungi Markas Marinir (Tribunnews.com)

Diperkirakan duit WNI yang disimpan di luar negeri berjumlah 11 ribu Triliun Rupiah. Di Singapura saja, duit WNI yang simpan di sana ada sekitar 4 ribu triliun. Lalu siapa pemilik duit sebanyak itu? Jelas WNI keturunan dan hanya segelintir dari kaum mayoritas. Lalu bagaimana caranya menarik kembali dana-dana itu kembali ke Indonesia?

Jokowi paham bahwa tidak gampang meyakinkan WNI keturunan untuk menyimpan dananya di Indonesia. Mereka harus yakin dulu bahwa pemerintah benar-benar bersih dari korupsi dan tidak melakukan diskriminasi terhadap mereka. Hal yang kedua adalah mereka harus dilibatkan dalam politik untuk ikut membangun bangsa ini. Itulah sebabnya Jokowi menyetujui Sofian Wanandi sebagai Ketua Tim Ahli Wapres. Sementara di DKI Jakarta, pusat perputaran duit WNI keturunan, Jokowi sangat mendukung gubernur Ahok yang double minoritas.

Sepak terjang Jokowi dalam membangun Indonesia lewat slogan revolusi mentalnya, telah mulai berangsur-angsur mendapat kepercayaan dari WNI keturunan. Itulah sebabnya Jokowi bersama Sri Mulyani sangat yakin keberhasilan program Tax Amnesty itu. Padahal Wapres Jusuf Kalla sendiri dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo plus anggota DPR amat pesimistis soal keberhasilan Tax Amnesty itu. Akan tetapi mengapa Jokowi begitu yakin?

Lewat Sofian Wanandi, Jokowi tahu  bawa para konglamerat Indonesia mulai percaya kepada pemerintahan Jokowi. WNI keturunan percaya bahwa Jokowi mampu memberi tempat kepada mereka untuk berkontribusi lewat politik untuk membangun negara ini. Apalagi Jokowi begitu mendukung Ahok di DKI, maka fakta itulah yang membuat mereka berbondong-bondong ikut program Tax Amnesty. Jokowi telah membuktikan diri sebagai seorang Pancasilais sejati dan bukanlah seorang rasis.

Terkait kasus penistaan agama yang dituduhkan kepada Ahok, WNI keturunan yakin bahwa tuduhan itu amat kental nuansa politisnya. Ahok sama sekali tidak bermaksud melakukan penistaan agama mayoritas. WNI keturunan amat yakin bahwa justru merekalah yang selama ini dan terutama Ahok yang menjadi korban-korban rasisme paling menderita. Fakta-fakta sejarah telah membuktikan hal itu. Maka sekarang WNI keturunan terlihat wait and see melihat apa yang dilakukan Jokowi dalam kegelisahan.

Bagi WNI keturunan, saat ini mereka berada dalam persimpangan jalan. Jika Ahok menjadi tersangka penistaan agama dan karenanya gagal menjadi calon gubernur DKI Jakarta, maka itu berarti Jokowi tunduk kepada tekanan ormas sangar dan tekanan politik lawannya. Itu berarti Indonesia jelas tidak ramah bagi warga keturunan.

Konsekuensinya, WNI keturunan menjadi takut untuk menarik dananya dari luar negeri terutama dari Singapura untuk menyimpannya di Indonesia. Saat ada demo 4 November 2016, WNI keturunan berbondong-bondong pergi ke luar negeri untuk mengatisipasi jika benar-benar ada kerusuhan. Padahal suskses tidaknya pemerintahan Jokowi amat tergantung pada konstribusi WNI keturunan yang sebagian besar menguasai perekonomian Indonesia.

Sebaliknya jika Ahok bebas, maka kepercayaan WNI keturunan kepada pemerintahan Jokowi semakin tinggi. Duit WNI dari Singapura dipastikan akan mulai mengalir ke bank-bank dalam negeri. Program pembangunan insfrastruktur Jokowi akan terus berjalan. Mimpinya untuk menjadikan Indonesia menjadi negara maju semakin mendapat titik terangnya. Apalagi jika Ahok tetap di DKI, maka lengkaplah sudah mimpi Jokowi.

Lalu apa skenario akhir yang dilakukan Jokowi atas Ahok?

Jokowi paham bahwa tidaklah cukup alasan untuk menjadikan Ahok tersangka. Jelas bahwa ada banyak pihak yang tidak menginginkan Ahok untuk menjadi DKI-1 periode kedua. Apalagi laporan intelijen menyebutkan  bahwa ada aktor politik yang menggerakkan demo 4 November itu. Hal itu menambah keyakinan Jokowi bahwa jika Ahok berhasil dijegal maka selanjutnya dirinyalah yang menjadi sasaran. Maka skenario akhir adalah menyelamatkan Ahok dari amukan para lawannya dan bukan lagi sekedar membelanya.

Jokowi jelas menunggu hasil gelar perkara terbatas yang dilakukan Polri minggu depan. Sebelum hasilnya diumumkan kepada publik, Jokowi dalam seminggu terakhir melakukan kunjungan ke beberapa institusi militer dan kepolisian. Ia diketahui menyambangi markas Kopassus, markas Marinir, Mako Brimob di Kelapa Dua, Depok, mengunjungi basecamp organisasi ormas-ormas islam seperti PBNU dan PP Muhammadiyah. Apa arti pesan kunjungan itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun