Ketujuh, pertarungan di KPU. Ahok dan para pendukungnya harus dapat memastikan proses-proses di KPU dan panitia pemilu berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Di sini para lawan Ahok akan juga bisa menyusup dan melakukan sabotase senyap. Orang-orang di KPUD harus benar-benar dipetakan yang mana sosok berintegritas dan yang mana yang ikut bermain di air keruh. Tentu saja oknum-oknum pejabat KPU tidak lepas dari riak-riak perang kepentingan.
Kedelapan, pertarungan melawan isu-isu suku, agama, ras dan golongan. Para lawan Ahok akan terus memakai senjata ini untuk menjegal Ahok yang double minoritas. Sejalan dengan pertarungan melawan isu SARA, Ahok juga harus selalu waspada soal keamanan dirinya. Tak tertutup kemungkinan, Ahok bisa saja menjadi sasaran pembunuhan dari pihak-pihak yang nekad dan sudah kehilangan rasionalitasnya.
Ke depan Pilgub DKI diprediksi akan semakin panas dan sengit. Para lawan Ahok akan terus mencari 1001 cara untuk menggagalkan Ahok kembali menang. Kalau pertarungan Pilpres 2014 saja telah membelah rakyat Indonesia menjadi dua kutub, Â Pilgub DKI juga akan mengulangi hal yang sama namun berpotensi menakutkan. Alasannya, pendukung maupun bukan pendukung tinggal di wilayah yang sama. Karena itu, Ahok dan para pendukungnya harus tetap waspada dan tak terlena barang sedetikpun.
Salam Kompasiana,
Asaaro Lahagu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H