Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Singapura Mulai Ketar-ketir Lihat Berhasilnya Program Tax Amnesty

17 September 2016   06:31 Diperbarui: 4 April 2017   18:02 17065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi (Merdeka.com)

Alasannya pelaporan itu adalah penghindaran pajak. Jika para pemilik duit sekarang baru mengungkap hartanya dan membayar pajak, itu berarti sebelumnya terindikasi telah menghindari menghindari pajak. Nah, penghindaran pajak di Singapura adalah sebuah kejahatan dan itu harus berurusan dengan pengadilan. Ini logika keledai Singapura. Ketika duit WNI dulunya masuk tak dipermasalahkan. Namun ketika keluar, baru dicari celah untuk mempersulitnya.

Teror Singapura kepada WNI yang menyimpan duitnya di Singapura ini membuat istana bereaksi keras. Selain Jokowi mengirim intel ke Singapura untuk mengungkap kebenarannya, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga langsung menelepon otoritas Singapura terkait teror itu. Entah apa isi pembicaraan mereka, namun untuk meredakan suasana, Sri Mulyani mengatakan bahwa WNI tidak perlu takut melaporkan hartanya karena pemerintah Singapura sendiri ikut mendukung program Tax Amnesty itu. Benarkah demikian? Jelas pernyataan Sri Mulyani itu tidak mudah dipercayai. Alasannya selama ini Singapura tetaplah Singapura.

Singapura jelas tidak ikhlas jika duit WNI yang disimpan di perbankannya beralih begitu saja ke Indonesia. Selama ini Singapura sudah begitu baik kepada pengusaha kaya Indonesia. Singapura telah membiarkan pengusaha itu berbohong kepada Indonesia selama ini dengan bertindak seolah-olah meminjam kembali duitnya yang disimpan di Singapura. Duit itu kemudian digunakan untuk membuka usaha di Indonesia sambil berpura-pura berutang dari Singapura. Padahal utang itu sendiri berasal dari uang simpanan yang bersangkutan.

Selama ini memang Singapura sudah bersusah payah membantu orang kaya Indonesia yang menyimpan duitnya di Singapura. Mereka-mereka ini dilindungi, dimanja dan diberi pengamanan tingkat tinggi. Di antaranya, Singapura sampai sekarang tidak mau menandatangi perjanjian ekstradisi jika ada koruptor, pengemplak pajak Indonesia yang bersembunyi di Singapura. Selain itu orang kaya Indonesia diijinkan bebas membeli properti yang ada di Singapura demi memudahkan pencucian uangnya. Jika kemudian WNI menarik dananya begitu saja dari Singapura, maka hal itu dianggap mengkhianati bantuan Singapura selama ini.

Jika duit WNI benar-benar kembali ke tuannya Indonesia, maka bisa jadi perekonomian Indonesia akan meroket. Ini jelas menakutkan Singapura. Singapura jelas tidak ingin melihat pemerintahan Jokowi sukses membangun Indonesia ke depan. Singapura tidak ingin melihat Indonesia sebagai saingan Singapura sebagai number one di ASEAN. Singapura tetap ingin melihat Indonesia tetap miskin, tetap berobat ke Singapura, tetap menuntut ilmu ke Singapura, dan tetap tunduk kepada Singapura soal pengaturan penerbangan sipil wilayah barat. Singapura juga tetap ingin agar Indonesia tetap ribut mempersoalkan SARA, sibuk mempersoalkan politik sehingga tidak fokus membangun negerinya.

Oleh karena itu Singapura melakukan berbagai cara untuk menjegal program Tax Amnestyitu, mendanai ormas-ormas yang hobby membuat keonaran untuk ikut memperkeruh pemerintahan Jokowi. Sebagai little Israel di Asia Tenggara dan corong negara barat di Asia, Singapura mampu menggunakan dana yang melimpah untuk mencapai tujuannya.

Nah, ketika cara-cara santun, halus dan manis tidak lagi mempan untuk menjegal program Tax Amnesty itu, maka kini Singapura mulai menjalankan taktik teror. Tujuannya agar WNI ketakutan dan membatalkan niatnya untuk ikut dalam proyek Tax Amnesty itu. Lalu apakah Jokowi juga akan tinggal diam? Tentu saja tidak. Jokowi juga akan melancarkan berbagai strategi baru untuk menghadang Singapura. Maka ke depan akan ada perang strategi dahsyat antara Indonesia dan Singapura termasuk berlaga di pengadilan pajak internasional.

Jika nantinya program Tax Amnesty sampai Maret 2017 berakhir dan masih ada WNI yang ngotot menyembunyikan hartanya tanpa deklarasi dan tebusan, maka Jokowi akan memakai segala cara termasuk cara paksa bagi para pengempak pajak itu. Apalagi adanya momen keterbukaan informasi mengenai perbankan mulai pada tahun 2018 mendatang, maka siapapun yang mempunyai harta di negara manapun akan mudah diketahui. Orang-orang itu nantinya akan menjadi sasaran intel dan pengintaian.

Ke depan menarik untuk melihat Singapura diam-diam meneror WNI agar takut mengungkap hartanya. Sekaligus juga menarik melihat Jokowi menggunakan cara teror yang sama untuk meneror WNI yang tidak mau mengungkap hartanya. Nah, kalau sudah bicara soal aksi teror-meneror, maka akan ada yang pihak yang tekor dan tentu saja keok hehe.

Salam Kompasiana,

Asaaro Lahagu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun