Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Padamkan Api Arcandra Tahar dan Rezeki ‘Durian Runtuh’ Amerika

17 Agustus 2016   07:38 Diperbarui: 17 Agustus 2016   08:19 10164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu mengapa paspor Amerika Arcanda Tahar kemudian terkuak?

Jelas dan amat jelas ketika Amerika mengetahui bahwa Archanda dipanggil oleh Jokowi untuk menduduki pos Kementerian ESDM, maka Amerika paham bahwa renegosiasi PT Freeport miliknya pada tahun 2019 mendatang akan semakain terancam. Belum lagi perpanjangan kontrak kilang-kilang minyak yang lain, akan semakin terancam di tangan Arcandra. Karena memang Archanda Tahar paham benar masalah-masalah energi yang sudah digelugutinya selama puluhan tahun.

Lalu siapa yang pertama membocorkan paspor Amerika Arcandra Tahar? Jelas bukan musuh-musuh Jokowi di tanah air atau orang-orang yang cemberu kepada Archanda termasuk pihak Sudirman Said atau para mafia di sektor energi. Alasannya, mereka hanya bisa menduga namun tidak punya bukti kuat bahwa Archanda punya paspor Amerika. Faktanya, Arcandra tidak pernah menggunakan paspor Amerikanya. Ia selalu menggunakan Paspor Indonesia kemanapun ia pergi.

Adalah pihak intelijen Amerika yang pertama kali membocorkan foto paspor Amerika Arcanda Tahar. Herannya, pihak Amerika tidak menghubungi pihak istana lewat kedutaannya di Jakarta terkait informasi itu. Jika Amerika menghubungi pihak istana, maka akan dengan segera Jokowi akan membuat skenario mengamankan Archandra Tahar.  Pun Jokowi bisa mendepaknya dengan cara-cara elegan tanpa mempermalukan pihak istana. Tetapi Amerika justru bermain api ketika ia tiba-tiba punya kesempatan mempermalukan Jokowi.

Pihak intelijen Amerikalah yang pertama-tama membocorkan Paspor Amerika Arcandra. Amerika paham bahwa Indonesia sudah menduduki negara keempat pengguna internet di dunia. Maka lewat sosial media Whatsapp dan Twitter dengan inti berita Archandra Tahar warga negara Amerika, pihak intelijen Amerika bereaksi dan setelahnya hanya menunggu hasilnya.

Amerika paham dengan rasa nasionalisme membara masyarakat Indonesia, akan segera timbul gejolak super gaduh. Hasilnya? Benar saja. Terjadi keributan yang sahut menyahut di tengah rakyat Indonesia dengan tuduhan baik kepada Jokowi, BIN, Kemenkumham dan lembaga terkait lainnya plus kepada Archandra Tahar yang kini belum punya kewarganegaraan. Polemik dwi kewarganegaraan Arcandra menggoncang Indonesia yang membuat Jokowi tidak punya pilihan lain selain memecat Arcandra. Sikap Jokowi yang langsung memecat Arcandra Tahar adalah sikap tegas memadamkan api langsung.

Di tengah kegaduhan itu maka jelas misi ‘durian runtuh’ Amerika langsung mendapat keuntungan tiga hal sekaligus. Pertama,menyingkirkan Arcandra Tahar di kursi menterinya sekaligus mencoreng namanya yang sebelumnya telah dibesarkan oleh Amerika. Kedua, mempermalukan wajah Jokowi, BIN, Kemenkumham dan lembaga-lembaga terkait lainnya lewat isu nasionalisme.  Ketiga, membalas dendam Amerika kepada Jokowi terkait renegosiasi Freeport yang terlunta-lunta.

Bagi Amerika, terang bahwa kasus Arcandra Tahar ini ibarat mendapat rezeki durian runtuh. Amerika sebelumnya yang dibuat mati kutu terkait kasus Freeport, kini tanpa disangka-sangka mendapat kesempatan untuk membalasnya lewat ‘gol bunuh diri’ pemerintahanan Jokowi. Hasilnya? Wibawa pemerintahan Jokowi tercoreng akibat kasus Arcandra Tahar.

Kini Archandra Tahar telah membuat sejarah baru di negeri ini sebagai Menteri yang menjabat paling singkat selama 20 hari. Jika Jokowi kemudian memecat langsung Arcandra, maka hal itu sangat dimaklumi. Selain ganjaran atas ketidakjujuran Archandra sendiri dan karena Jokowi menunjukkan ketaaatannya kepada undang-undang, juga untuk dengan segera memadamkan api yang ditimbulkan dari kasus Arcandra Tahar itu.

Tentu saja kasus Arcandra menjadi pembelajaran berharga bagi Presiden Jokowi ke depan untuk tidak gampang begitu saja untuk memilih warga negara Indonesia yang telah lama bermukin di negeri orang. Sementara bagi Amerika, kasus Arcandra Tahar itu ibarat mendapat durian runtuh yang manis, lezat, padat, bergizi seperti durian Nias yang sangat alami.

Salam Kompasiana,

Asaaro Lahagu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun