Jokowi diprediksi akan menunggu saat yang tepat untuk melengserkan Sutiyoso di BIN. Namun untuk sementara, Jokowi memasukkan Goris Mere yang akan menjadi kaki tangan baru Jokowi untuk mencium berbagai gelagat di bidang intelijen bekerja sama dengan Tito Karnavian, murid binaan Goris Mere.
Tentu saja misi besar lainya dari Jokowi dalam diri Tito Karnavian adalah membenahi dan mereformasi institusi Polri yang masih kental dengan mental suap dan korup para oknum-oknum yang berjibun dari bawah ke atas. Dan jika misi-misi Jokowi dapat diemban dengan sempurna oleh Tito yang diperkirakan menjabat lebih lama, maka langkah Jokowi menuju pertarungan pada Pilpres 2019 mendatang ibarat melewati jalan tol tanpa macet di Brexit, tanpa lawan yang sepadan.
Upaya Prabowo mengorbitkan Syafrie Samsuddin menjadi lawan Ahok di DKI dan menyaingi Jokowi di Pilpres 2019, hanya akan menjadi peserta penyemarak Jokowi di Pilpres 2019 mendatang. Pun konsolidasi 7 partai yang digembar-gemborkan oleh Sandiaga Uno untuk melawan Ahok sekaligus melawan Jokowi di Pilpres 2019 hanya gambaran sisa-sisa perlawanan semu.
Jadi, pelantikan Tito Karnavian menjadi Kapolri dan pengangkatan Goris Mere menjadi Staf khusus di bidang intelijen Jokowi adalah sebagai bagian konsolidasi strategis sempurna Jokowi untuk memperkokoh kekuasaannya sekaligus unjuk gigi lebih bertaring. Dengan demikian ke depannya pemerintahan Jokowi dipastikan akan stabil dari goyangan PDIP dan sisa-sisa KMP macam Fadli Zon dan Fahri Hamzah.
Salam Kompasiana,
Asaaro Lahagu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H