Jelas Ahok tidak bersalah secara hukum namun ikut memikul tanggung jawab secara moral. Itu kesan publik untuk sementara. Pihak-pihak  yang bersalah  secara hukum akan mengarah kepada anak buahnya seperti para pejabat di dinas perumahan yang bertanggung jawab secara detail atas pembelian lahan itu. Ahok mungkin akan salah jika ia melanggar hukum dengan ikut korupsi di dalamnya, ikut terlibat dan memperkaya diri terkait pembelian itu. Uang terima kasih sebesar Rp. 10 miliar yang ketahuan diterima oleh anak buahnya dan dilaporkan kepada Ahok justru langsung diserahkan Ahok kepada KPK. Itulah suatu bukti kejujuran dan integritas Ahok.
Jika ada pihak yang menyerang Ahok lewat pembelian lahan di Cengkareng itu, maka argumentasinya amat mudah dipatahkan. Benar bahwa Ahok sebagai pimpinan harus mengetahui pembelian itu. Namun ketika semuanya sesuai prosedur menurut laporan anak buahnya seperti memakai harga appraisal, ada notaris resmi, ada pembayaran pajak, ada bukti-bukti kepemilikan tanah dan seterusnya maka seorang pimpinan menyetujuinya. Jelas Ahok bukanlah manusia sempurna yang mampu mendeteksi setiap bentuk-bentuk permainan yang sangat rapi nan sistematis anak buahnya.
Saya amat yakin bahwa Ahok tidak ikut terlibat kongkalingkong dalam pembelian lahan di Cengkareng itu. Justru ketika Ahok mencium bau busuk bawahannya dan dikuatkan oleh temuan BPK yang kali ini tidak ngaco, maka Ahok dengan segera melaporkannya kepada KPK. KPK-lah yang kemudian dengan sumberdayanya akan menyelidiki siapa-siapa yang ikut bermain dalam membeli lahan di Cengkareng itu. Belajar dari kasus itu, ke depan Ahok akan mampu mempertajam lebih tajam intuisinya ketika ada pembelian lahan-lahan baru oleh Pemrov DKI Jakarta. Jadi walaupun disengat oleh mafia tanah di Cengkareng, namun Ahok tetap tegak berdiri dan sulit ia dijatuhkan dalam kasus itu.
Pada hari ulang tahun Ahok yang ke 50 ini, saya ikut mengucapkan selamat ulang Tahun Pak Ahok. Teruslah berperang melawan ketidakadilan sosial di ibu kota agar ke depan ibu kota benar-benar menjadi ibu bagi 250 juta rakyat Indonesia. Anda tentu tidak tidak sendirian. Pedang keadilan pada akhirnya akan selalu menang. Anda tentu bukan manusia sempurna, tetapi manusia yang sedang berbuat sesuatu. Anda bukan dewa tetapi seorang sosok yang terus berusaha mengembalikan keadaan kembali kepada aslinya. Selamat Ulang Tahun, panjang umur dan bertarung selalu.
Salam Kompasiana,
Asaaro Lahagu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H