Kecerdikan Ahok yang sudah paham permainan dan tetap melontarkan pernyataan bahwa hubungan dia dengan Mega baik-baik saja dan bahkan Mega ibarat ibu dan kakak kandungnya, membuat Mega dilanda kegundahan, kekalutan dan kebingungan. Pertanyaan-pertanyaan besar pun muncul di benak Mega.
Jika Ahok masih merasa dekat dengan saya, lalu mengapa Ahok maju dari jalur independen, terus membina hubungan dengan Nasdem dan Hanura? Apakah Ahok masih menghormati saya? Apakah Ahok masih tunduk kepada saya? Jika ia tidak lagi menghormati saya dan ingin menendang saya, mengapa Ahok datang langsung melaporkan bahwa dia mau maju dari jalur independen? Mengapa Ahok tidak pernah melawan saya lewat media dan malah memandang saya sebagai ibu sekaligus kakak kandungnya? Apakah Ahok ini sosok remang-remang alias tidak jelas?
Megawati sebetulnya mengharapkan Ahok terus tunduk kepadanya dan menjilatnya. Namun Ahok tidak melakukan hal itu. Ahok tahu batasan jilatan yang sebenarnya. Di waktu bersamaan juga, Megawati tidak takut jika Ahok meninggalkannya. Bagi Megawati jika Ahok memang sudah tidak lagi sepaham dan seiraman dengannya dan PDIP, maka Ahok harus bersikap jantan. Ahok harus menantang Mega, melawannya, mengkritiknya dan mengejeknya secara frontal di hadapan publik. Ahok harus jantan mengumumkan di depan publik, bahwa dia tidak membutuhkan PDIP, tidak membutuhkan Megawati.
Akan tetapi apa yang diharapkan Megawati tidak dilakukan oleh Ahok. Ahok justru memakai taktik zigzag dalam menghadapi Megawati dan PDIP. Ia  berbelok ke kiri, berbelok ke kanan, ke kiri, terus ke kanan. Ia menari nan berliuk-liuk di hadapan Mega. Ahok menari berzigzag dengan cantiknya.
Ketika Ahok berizgzag dan berdiri di dua kaki, satu kaki di independen, namun satu kaki di samping Mega, maka Mega tak tahan untuk melontarkan kata ‘yang jantan’ kepada Ahok. Artinya jika Ahok memang jantan, maka tantanglah daku, lawanlah daku, kritik aku, gebukin aku dan jangan memanggil aku sebagai ibu atau kakakmu dan menebar pernyataan 'gue orangnya bu Mega'. Jangan membuat aku dilanda kegalauan, PDIP-ku terus merana dan dibully oleh wong cilik, pasukan cybermu. Nah Ahok 'yang jantan' tunjukkan kepada Mega.Â
Salam Kompasiana,
Asaaro LahaguÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H