[caption caption="Desy Ratnasari (Foto Kompas Image Banar Fil Ardhi)"][/caption]Kali ini saya kagum pada taktik PAN yang brilian. Sukses mengorbitkan Zumi Zola sebagai Gubernur Jambi dan Pasha Ungu sebagai wali kota Palu, kini PAN kembali melakukan taktik serupa. Nampaknya PAN semakin ketagihan mencalonkan para artis dalam urusan Pilkada. Partai yang dinakhodai Zulkifi Hasan ini, berencana mencalonkan artis Desy Ratnasari dan pelawak Eko Patrio, dua-duanya juga anggota DPR, untuk menantang Ahok.
Luar biasa PAN. Idenya mencalonkan Desy dan Eko adalah ide yang sangat berani, hebat dan mengundang decak kagum saya. Kekaguman saya semakin menjadi-jadi nantinya jika PAN tak menggubris anggapan publik bahwa pencalonan Desy-Eko itu adalah puncak frustrasi partai-partai politik termasuk PAN dalam mencari lawan Ahok. Nah, daripada ikut frustrasi soal ide PAN, mending kita bermenung sebentar sosok Desy Ratnasari dan Eko Patrio.
Desy Ratnasari adalah artis cantik, popular, awet muda, idola pria dengan suara merdunya yang menyayat, menguras dan menggoncang hati. Senyumnya yang manis, rasa aduhai, dengan kombinasi wajah ayu khas Jawa, akan memukau penggemarnya di DKI dari anak-anak sampai kakek-nenek. Desy pasti akan menyihir warga DKI dengan citra manisnya sebagai model fashion, bintang iklan favorit dan penyanyi fenomenal ‘Tenda Biru’. Lalu jika ia menjadi calon gubernur DKI, maka warga Jakarta akan mabuk kepayang menyaksikan artis cantik menjadi calon gubernurnya.
Desy dengan tutur katanya yang lembut, anggun, santun dan  berkharisma mampu menghibur warga Jakarta yang sudah stress akan kemacetan, banjir dan beban harga yang semakin melambung. Cukup dengan senyum manis menawan, maka permasalahan Jakarta seperti preman, parkir liar, PKL liar, pemukiman liar, aksi kejahatan, narkoba, banjir, korupsi bisa diselesaikan dengan damai penuh persaudaraan. Para anggota DPRD seperti Lulung, Taufik dan seterusnya akan dengan mudah ditakhlukan oleh Desy  hanya dengan bujukan, rayuan dan senyum manisnya.
Berhadapan dengan para preman berdasi, warga Jakarta yang keras kepala dan ‘tikus-tikus’ pencuri uang negara, Desy akan memakai jurus wanitanya. Ia akan mengajarkan warga Jakarta bagaimana jadinya merawat tubuh dan tingkah laku, membuat pesona, menebar kharisma dan bertingkah laku mulia. Kota Jakarta yang terkenal sebagai kota binatang buas menurut Sutiyoso, akan ditakhlukan oleh Desy dengan sentuhan-sentuhan rasa wanitanya.
Jika dipasangkan dengan Eko Patrio, maka lengkaplah sudah. Pasangan Desy-Eko adalah pasangan serasi nan hebat. Desy nantinya turun ke lapangan mengunjungi masyarakat yang bermasalah dengan mengumbar senyum manisnya. Sementara Eko Patrio yang sangat lihai melawak, akan ditugaskan melawak bersama pejabat pemerintahan seperti lurah, camat dan wali kota. Eko bersama Lurah akan ketawa-ketawa melayani masyarakat dalam mengurus KTP, IMB, ijin-ijin usaha dan segala macam tetek bengek administrasi.
Selain membuat ketawa para pejabat pemerintahan, Eko juga ditugaskan untuk menghibur para anggota DPRD dengan lawakan khasnya. Jika sebelumnya para anggota DPRD sudah sedemikian stress di zaman Ahok karena sulit korupsi, sering dibilang maling dan tidak mendapat proyek, maka Eko akan menghibur mereka dengan lawakan motivasi tingkat tinggi agar bergairah kembali. Â Dijamin dengan Eko, anggota DPRD pasti akan mati ketawa melihat lawakan Eko. Maka mereka pun dengan mudah dan tanpa sadar akan menyetujui RAPBD DKI karena dibahas sambil ketawa bersama Eko.
Jika nantinya berhasil menjadi Gubernur DKI, Desy  akan mengundang teman artisnya untuk membangun Jakarta yang baru. Desy mungkin akan mengundang Julia Perez, Syahrini, Dewi Persik, Titi Kamal, Maia Estianti, Luna Maya untuk ikut membantu semua programnya. Hal yang sama juga Eko lakukan. Eko akan meminta bantuan teman pelawaknya untuk mengatur semua proyek APBD bersama Indra Bekti, Nunung, Rafi Ahmad, Sule, Parto, Vicky, Aziz Gagap dan seterusnya. Mereka berkumpul bersama sambil melawak merancang masa depan Jakarta lima tahun ke depan.
Dengan kombinasi pasangan hebat Desy-Eko, maka Ahok bisa dikalahkan. Bila dibandingkan dengan Desy dan Eko, jelas Ahok kalah telak banyak. Ahok jelas tidak bisa bernyanyi semerdu Desy. Ahok juga tidak mampu melawak sebaik Eko Patrio.  Sebaliknya yang ada adalah wajah Ahok yang garang, bahasanya kasar, sangat kaku, sering memecat orang dan selalu membuat tegang  para anggota DPRD.
Ide PAN mencalonkan Desy-Eko untuk menantang Ahok, jelas luar biasa. Sudah pasti PAN akan panen dukungan dari anggota DPRD, pejabat dan para koruptor. Mereka tentu akan senang dengan artis yang cantik, ayu, harum mewangi, tutur kata halus, sopan dan hiasan senyum sepanjang hari. Aduhai.
Munculnya Desy-Eko dalam bursa calon Gubernur DKI, itu menjadi peringatan bagi Ahok. Ahok tidak boleh jumawa dan yakin akan menang di DKI. Sebaliknya Ahok mulai sekarang, harus belajar bertutur kata sopan, halus, tidak kasar, menebar senyum untuk menandingi Desy. Selain itu, Ahok juga harus cepat mengambil kursus kilat melawak, agar bisa menandingi Eko Patrio. Jadi, Ahok jangan sibuk kerja terus, sibuk memecat dan merotasi PNS DKI dan mengawasi berbagai proyek DKI. Tirulah Desy dan Eko. Mereka sangat berpotensi mengalahkan anda. Alamak.
Catatan penulis: ide tulisan ini diambil dari blog dennysiregar.com, dgn tambal sulam sana sini.
Salam Kompasiana,
Asaaro Lahagu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H