Bagi Jokowi untuk membuat suatu negara menjadi maju, maka infrastrukturnya harus dibangun sedemikian baik sebelumnya. Dengan infrastruktur yang sudah siap, maka sebuah negara dapat melompat jauh menjadi sebuah negara industri. Maka tak heran jika Jokowi terus gencar membangun rel kereta api, jalan tol yang melintasi  seluruh Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua yang didukung dengan pelabuhan tol laut. Jika tol lintas Sumatera telah siap, maka proyek selanjutnya adalah membangun jembatan Selat Sunda. Nah Ini lompatan berpikir Jokowi yang sulit dimengerti oleh seorang Faisal Basri.
Sementara di Jawa, Jokowi memulai sebuah proyek brand kota metropolitian yakni MRT dan kereta api cepat Jakarta-Bandung. Proyek ini ke depan menjadi cikal bakal kereta api cepat Jakarta-Surabaya. Sebuah negara yang maju di era mutakhir ini harus juga mempunyai sarana kereta api cepat untuk menggerakkan manusia yang menginginkan kecepatan. Demikian lompatan berpikir ala Jokowi. Soal dana? Jokowi dengan cerdik memanfaatkan dana berlimpah dari China dan meninggalkan Jepang yang terkenal pelit terhadap Indonesia.
Lompatan berpikir ala Jokowi selanjutnya adalah memulai pembangunan dari Timur yakni dari Papua. Di sana Jokowi amat gencar membangun rel kereta api, pelabuhan, pabrik dan jalan lintas antar kota. Dengan cara itu, Jokowi akan mencoba meraih hati para putera-puteri Papua dan diharapkan keinginan mereka untuk merdeka akan terhapus dengan sendirinya. Jika itu tercapai, maka Jokowi tidak lagi sibuk mengurusi masalah separatisme di Papua. Ia kemudian bisa fokus menjadikan Papua sebagai lumbung pangan dan destinasi baru dalam menggapai impian kejayaan.
Lalu bagaimana soal politik? Tentu saja tidak ketinggalan. Sebelumnya Jokowi telah melakukan konsolidasi strategis di bidang politik dengan mengganti Panglima TNI, Kepala BIN, KSAD, Kapolri dan para pimpinan KPK. Terkait rongrongan dari parlemen, Jokowi telah menugasi wakilnya Jusuf Kalla untuk menjadi kapal penyapu ranjau terhadap partai-partai Koalisi Merah Putih. JK ditugaskan Jokowi untuk memporak-poraknda KMP dengan berbagai manufer cantik yang kadang menjadi kawan mereka.
Berkat taktik jitu Jokowi bersama Jusuf Kalla, maka sekarang Golkar, PPP dan bahkan PKS terus sibuk bertengkar sendiri di internal mereka sehingga tidak fokus mengganggu Jokowi. Padahal penyelesaiannya sangat sederhana. Cukup meluncurkan kartu truf yakni SK pengesahan dari Kemenkumham, maka pertengkaran partai-partai KMP itu akan segera selesai. Namun Jokowi bersama Kalla terus memegang dan menahan kartu truf itu agar partai-partai itu sibuk bertengkar dan terus bersaing memproklamasikan dirinya menjadi partai pendukung pemerintah.
Itulah lompatan berpikir ala Jokowi yang lahir dari spirit alami sang Kodok. Tentu saja sebagai manusia, lompatan yang ditiru dari kodok itu selalu saja ada kelemahannya. Namun dengan kombinasi lompatan yang lain seperti lompatan Sang Kera, Sang Harimau dan Sang Kancil, kelemahan itu bisa diminimalisir. Jika demikian, maka lompatan berpikir ala Jokowi yang dicap sebagai ‘sesat pikir’, bisa berubah menjadi lompatan kegirangan dan menjadi ‘buah pikir’ yang menggairahkan ke depan.
Salam Kompasiana Akhir Pekan,
Asaaro Lahagu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H