Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Kobarkan Spirit Gajah Mada, Timbulkan Pertentangan dan Misi Lari Cepat 2016

30 Desember 2015   08:27 Diperbarui: 30 Desember 2015   08:39 2644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di kubu istana sendiri hingga saat ini, masih terjadi pertentangan berupa faksi-faksi yang saling tarik-menarik. Di sana, ada faksi Mega, ada faksi Paloh, ada faksi Kalla dan ada faksi Jokowi sendiri. Jokowi kerap beda pendapat dengan Kalla, Rizal beda pendapat dengan Rini, Sudirman. Kalla beda pendapat dengan Luhut dan Rizal. PDIP beda pendapat dengan Kalla. Terjadi kegaduhan terus-menerus. Herannya, Jokowi selalu senyum menghadapinya, seakan-akan dia sudah tahu ujungnya.

Keberadaan Jokowi juga telah menimbulkan pertentangan di internal partai. Golkar pecah dan terbagi dua kubu antara kubu Aburizal dengan Agung Laksono yang lebih pro Jokowi. PPP pecah antara kubu Djan Faridz dengan kubu Romahurmuziy yang pro-Jokowi. PAN bergejolak (walaupun tidak pecah) antara kubu Hatta Rajasa-Amin Rais dengan kubu Zulkifi Hasan-Sutrisno Backhtiar yang lebih pro Jokowi. PKS juga tengah bergejolak antara kubu Fahri Hamzah dengan kubu Sohibul Iman. Demikian juga di Gerinda, Fadli Zon dengan Prabowo sendiri, kerap terjadi pertentangan pendapat.

Pada tataran yang lebih luas di DPR, KMP sendiri menjadi bergejolak akibat Demokrat memilih netral dan PAN yang membelot. Lalu di internal kepolisian juga terjadi gejolak. Ada faksi Budi Gunawan-Budi Waseso, ada faksi Badrodin Haiti, lalu faksi Sutarman-Suhadi Alius. Pemilihan Kapolri baru tahun depan, berpotensi menimbulkan pertentangan baru. Lalu di Kejaksaan, KPK, MK, MA. Ada pro-Jokowi dan anti Jokowi walaupun secara sembunyi-sembunyi. Gaung Reshuffle kabinet juga sudah diwarnai pertentangan. PDIP, PAN yang menginginkan reshuffle kabinet, lalu Nasdem, Hanura yang menolak reshuffle.

Kegaduhan-kegaduhan  atau pertentangan yang terjadi itu terus mewarnai pemerintahan Jokowi. Herannya, kegaduhan itu bukan diciptakan Jokowi tetapi muncul secara alami. Lalu lebih mengeherankan lagi, kegaduhan itu redup dan mencari sendiri penyelesaiannya secara alami. Selama setahun lebih pemerintahan Jokowi, secara ajaib kegaduhan itu selesai begitu saja dan tanpa perpecahan dan pertumpahan darah yang hebat. Sebagai contoh, lihatlah pertentangan KIH vs KMP, KPK vs Polri, lalu kasus terakhir Setya Novanto vs Sudirman Said. Kasus-kasus cenderung meredup dan tidak sampai membuat berdarah-darah negeri ini.

Lari Cepat di Tahun 2016

Di tahun 2016, Jokowi mengkampanyekan dua hal. Pertama, semua pihak hendaknya ‘berlari’ lebih cepat. Berlari dalam artian bekerja lebih cepat, lebih cerdik, lebih keras dan lebih tekun. Anggaran tahun 2016 sudah harus dipakai mulai Januari 2016 juga. Fondasi pembangunan infrastruktur yang telah dibangun pada tahun 2015, dikebut terus di tahun 2016. Jokowi terlihat mengorbarkan sprit Gajah Mada dan speed ala Indonesia, meniru speed ala Korea.

Hal kedua yang dikampanyekan Jokowi adalah membangun optimisme tinggi. Jokowi terus-menerus menggelorakan semangat ‘kerja, kerja, kerja’. Hanya lewat kerja keras dan cerdas, bangsa ini akan makmur. Jokowi sangat percaya bahwa kita sebagai bangsa bisa maju, bisa mandiri, bisa membangun, bisa bersatu, bisa cepat mengejar ketertinggalan. Jokowi amat yakin bahwa ekonomi kita akan pulih dan meroket. Itulah sebuah optimisme sang presiden. Dan optimisme itu jauh lebih baik daripada pesimisme, berpangku tangan dan sibuk mengkritik. Bekerja, bekerja dan bekerjalah dengan rasa optimisme. Itulah bagian revolusi mental dan nawacita Jokowi.

Jadi di tahun 2016, Jokowi berlari cepat bersama rakyat, mengobarkan spirit Gajah Mada dengan sumpah jabatan,  yang pasti menimbulkan pertentangan. Selamat Tahun Baru 2016.

 

Salam Kompasiana,

Asaaro Lahagu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun