Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama featured

Hati-hati Modus Kecurangan di SPBU Pertamina

23 Oktober 2015   11:00 Diperbarui: 4 April 2017   16:29 35769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah lama saya percaya pada motto ‘Pasti Pas’ yang ada di setiap SPBU Pertamina. Alasannya, sebagai perusahaan BUMN yang besar kelas dunia, Pertamina punya rambu-rambu ketat yang diterapkan kepada setiap SPBU yang menjadi ujung tombak pemasaran produknya. Kepercayaan saya semakin bertambah ketika ada stiker dari Dinas Metrologi yang mengatakan SPBU ini akurat dan takarannya pas plus sertifikat ‘Pasti Pas’.

Menurut situs ‘pastipas.pertamina.com’, untuk mendapatkan sertifikasi ‘Pasti Pas’ sebuah SPBU harus lolos audit kepatuhan standard pelayanan yang ditetapkan oleh Pertamina. Audit ini mencangkup standard pelayanan, jaminan kualitas dan kuantitas, kondisi peralatan dan fasilitas, keselarasan format fasilitas, dan penawaran produk dan pelayanan tambahan.

Setelah mendapatkan sertifikat ‘Pasti Pas’ SPBU akan tetap diaudit secara rutin. Jika tidak lolos, SPBU dapat kehilangan predikatnya sebagai SPBU ‘Pasti Pas’. Menurut situs pasti pas pertamina itu, seluruh proses sertifikasi dilakukan secara independen oleh Bureau Veritas, institusi auditor independen internasional yang memiliki pengalaman Internasional untuk melakukan audit pelayanan SPBU. Jaminan inilah yang membuat saya selama ini terlena dan tidak terlalu jeli mengamati cara setiap pegawai SPBU melakukan pengisian bensin kendaraan saya.

Namun akhir-akhir ini munculah titik-titik kecurigaan saya kepada beberapa oknum SPBU Pertamina yang bermain nakal. Rupanya saya lupa bahwa ini Indonesia. Sebagai salah satu negara yang paling korup di dunia dan surga tempat pembuatan barang-barang tiruan atau palsu, saya lupa bahwa orang Indonesia sangat kreatif untuk mengkadali konsumen dengan berbagai cara. Orang Indonesia sangat pintar untuk melakukan korupsi dan kecurangan. Orang Indonesia ahlinya. Contohnya, isi  Gas Pertamina tabung 3 kg bisa dengan mudah dipreteli isinya untuk kemudian dimasukkan ke tabung 12 kg, demi meraih keuntungan besar.

Lalu, saya mulai mengamati setiap SPBU saat mengisi bensin pada kendaraan saya. Ada kepercayaan saya sebelumnya bahwa kalau mengisi minyak, lakukanlah pada pagi hari. Itu lebih hemat karena kadar likuid-uap minyak pada pagi hari masih seimbang. Jadi saya selalu mengisi minyak pada kendaraan saya pada pagi hari. Saat mengisi itu saya selalu memperhatikan argo di setiap SPBU yang biasanya dimulai dari nol.

Akan tetapi yang mengherankan adalah rupanya kecepatan argo di setiap SPBU berbeda-beda. Ada yang lambat, sedang dan kencang. Selain itu saya beberapa kali terkejut saat beli minyak Rp. 250.000,- untuk mengisi full tank kendaraan saya, argonya melompat dari Rp. 130.000,- menjadi langsung Rp. 150.000. Ketika saya tanya kepada kepada karyawan yang bersangkutan, dia hanya menjawab, itu tidak masalah. Tak heran  saat saya melihat indikator minyak di kendaraan saya, kadang terlihat menunjuk angka full tank kadang tidak, padahal jumlah angka pembelian sama.

Berdasarkan atas kecurigaan itu maka saya mulai bertanya kepada teman-teman tentang takaran di SPBU, mantan karyawan SPBU dan juga mencari informasi di internet dan potensi-potensi kecurangan yang terjadi di beberapa SPBU Pertamina yang nakal. Berikut hasil dari pencaharian saya yang bisa saya bagikan kepada teman-teman konsumen. Bagi yang sudah tahu sykurlah dan bagi yang belum, perhatikanlah hal-hal berikut.

Pertama, kecepatan (speed) pada nozzle alat pompa SPBU terdiri dari tiga macam, yakni speed 1, 2 dan 3.  

Speed 1 : kecepatan mengalir fluidanya rendah
 Speed 2 : kecepatan mengalir fluidanya sedang
 Speed 3 : kecepatan mengalirnya fluidanya tinggi

Biasanya petugas yang jujur memegang nozzle saja lalu menarik pelatuk (mirip pistol) tanpa mengunci speednya. Bila petugas melepaskan gunnya, dia pasti mengunci speednya pada posisi tertentu. Pada saat itu, mintalah petugas untuk melepaskan gunnya (nozzle cover) dan mengunci speednya pada posisi speed nomor 1. Bila speednya 3, maka besar kemungkinan minyak lebih banyak bercampur dengan fluidanya atau istilahnya uapnya.

 

Bagian alat nozzle nomor 4 dan 5 merupakan sensor otomatis. Saat kita mengisi bensin ke tanki mobil dan petugas telah melepas nozzlenya, maka ketika hampir penuh, terdengar suara dari nozzle ‘jeglek’ otomatis. Hal itu karena sensor tersebut mendeteksi fluida yang sudah mencapai mulut nozzle (lihat gambar 2a, 2b) dan aliran fluida otomatis berhenti, artinya bensin sudah hampir full tank. Biasanya setelah bunyi ‘jeglek’ itu, petugas memegang lagi nozzlenya dan tetap mengisi pelan-pelan tanki sampai benar-benar penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun