Kesebelas, Jakarta adalah salah satu kota terpadat di dunia. Setelah lebaran, maka penduduk yang pulang mudik akan kembali ke Jakarta dengan membawa sanak saudaranya. Mereka berbondong-bondong datang ke Jakarta dengan sejuta harapan dan impian. Jakarta adalah kota dengan seribu daya tarik. Maka tak heran penduduk Jakarta terus bertambah setiap tahun, menciptakan masalah pengangguran yang amat pelik. Di setiap gang di perkampungan padat penduduk, anda bisa melihat penduduk berhimpit-himpitan.
Keduabelas, Jakarta adalah kota api. Data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakartamencatat telah terjadi 607 insiden kebakaran sejak Januari hingga 15 Juli 2015. Penyebab kebakaran tertinggi adalah akibat korseleting listrik dan disusul ledakan kompor dan puntung rokok. Jika anda tinggal di gang sempit, waspadalah anda bisa menjadi korban kebakaran setiap saat.
Itulah keduabelas alasan Sutiyoso menyebut kota Jakarta sebagai kota binatang buas. Menariknya prestasi Sutiyoso selama 10 tahun menjadi Gubernur DKI Jakarta amatlah minim. Tak satu pun dari keduabelas alasan di atas yang bisa ditanganinya sampai tuntas. Satu-satunya ide cemerlang Sutiyoso dalam membenahi kesemrawutan DKI Jakarta adalah ide copy past-nya tentang angkutan massal Bus Way yang dia contoh dari Bogota, Kolombia. Proyek itu pun tidak tuntas hingga dia meletakkan jabatan dan menyisakan segudang problem. Kalau Sutiyoso sekarang menjuluki kota Jakarta sebagai kota binatang buas, itu juga menggambarkan kegagalannya selama menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Â
Asaaro Lahagu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI