Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lebaran Tiba: Kiat Merekrut Pembantu Rumah Tangga (PRT) dan Mempertahankannya

5 Juli 2015   14:29 Diperbarui: 5 Juli 2015   15:41 7896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PRT/Tribunnews

Salah satu masalah besar rumah tangga saat ini adalah masalah pembantu rumah tangga (PRT). Apalagi saat lebaran, maka banyak keluarga terutama yang mempunyai banyak anak kecil tambah pusing karena para PRT-nya mudik ke kampung halaman. Syukur kalau si PRT balik lagi, namun kalau tidak balik ke tempat majikan dengan alasan kawin atau buka usaha di kampung, maka majikan tambah puyeng. Tentu saja sehabis lebaran, maka akan berdatanganlah para pembantu rumah tangga baru di kota-kota besar. Untuk itu dibutuhkan keahlian khusus untuk merekrut pembantu rumah tangga baru dan seterusnya mempertahankannya. Sebab kalau tidak, maka seorang majikan akan terus memikirkan PRT-nya dengan berbagai masalah setiap hari.

Saat ini, gaji seorang pembantu rumah tangga mulai dari 1,2 hingga 2,5 juta Rupiah untuk ukuran Jakarta. Selain itu saat diambil dari yayasan atau penyalur, biaya administrasi yang akan dikeluarkan adalah 2,2 juta Rupiah dengan jaminan ganti baru sebanyak tiga kali selama tiga sampai empat bulan. Dengan biaya yang cukup mahal tersebut, para majikan berharap akan mendapatkan Pembantu Rumah Tangga yang profesional, tidak mengecewakan dan terhindar dari masalah pelik terkait PRT itu sendiri.

Umumnya masalah-masalah pembantu rumah tangga yang kerap terjadi di setiap rumah tangga saat ini adalah PRT-nya tidak bisa bekerja dengan baik, sakit-sakitan, suka pacaran, suka bertelepon ria hingga tengah malam, suka berbohong, sering minta keluar rumah, suka minta pulang satu hingga berhari-hari, sering membantah perintah majikan hingga melakukan perbuatan kriminal seperti mencuri, merampok sampai meracuni majikannya sendiri. Agar terhindar dari masalah PRT ini maka kita butuh kiat merekrut mereka.

Tentu saja mencari seorang pembantu yang baik, rajin dan jujur tidaklah gampang. Pengalaman saya sendiri berurusan dengan Yayasan dan Pembantu Rumah Tangga selama sepuluh tahun, saya bisa tarik kesimpulan bahwa hanya satu dari sepuluh orang PRT yang disediakan oleh yayasan benar-benar profesional. Pernah saya wawancara 20 orang pembantu sekaligus di sebuah yayasan sehabis lebaran, namun tak seorang pun yang memenuhi kualifikasi sebagai seorang PRT. Kemudian hanya satu dari Sepuluh orang yang bisa bertahan lebih dari tiga tahun ke atas. Lalu apa kiat-kiat dalam merekrut seorang PRT yang memenuhi kualifikasi standar?

Pertama, umur PRT yang baik adalah 25 tahun- 40 tahun. Umur ini tidak terlalu muda dan juga tidak terlalu tua. Jika di bawah 25 tahun, misalnya dia baru 18 tahun, maka si PRT cenderung bertelepon ria setiap saat dan setiap malam, ber- SMS, chatting dan pacaran. Akibatnya besoknya dia tidak fokus kerja. Dan itu logis karena si PRT-nya masih muda, belum kawin dan emosionalnya masih labil. Jika PRT-nya lebih 40 tahun ke atas, maka si PRT-nya cenderung keras kepala, merasa tahu, suka menggurui majikan dan lebih celaka lagi kerjanya mulai lamban, gerakannya kurang gesit.

Kedua, Jarak asal PRT-nya sekurang-kurangnya radius 300 km. Semakin jauh, semakin baik. Alasannya, jika PRT-nya dekat, dia akan sering minta ijin pulang. Dalam benak PRT, ongkos murah, jadi tidak masalah untuk sering pulang. Sedangkan kalau jauh, apalagi antar pulau, naik pesawat lagi, PRT-nya mikir dua kali untuk sering pulang karena kemahalan ongkos. Kalau jauh, ada kemungkinan PRT hanya pulang sekali setahun bahkan bisa jadi sekali tiga tahun saja. Ini menguntungkan bagi para majikan.

Ketiga, tidak mempunyai bayi kecil. Jika PRT masih mempunyai bayi di bawah tiga tahun, maka hati sang PRT cenderung kepada bayinya setiap hari. Apalagi kalau si bayi sering sakit, maka si PRT juga sering khwatir. Imbasnya pada kinerjanya setiap hari, turun drastis. Sebaiknya rekrutlah PRT yang tidak mempunyai bayi di bawah tiga tahun. Sangat bagus kalau anak si PRT sudah besar-besar misalnya sudah anak SD. Si PRT pasti butuh uang. Oleh karena itu dia sungguh-sungguh bekerja.

Keempat, PRT-nya tidak mempunyai riwayat sakit menahun. Tanyailah si calon PRT, apakah dia punyai riwayat penyakit seperti asma, TBC, tumor, kanker, dan seterusnya. Sudah jelas, jika si PRT sering sakit, maka kerjanya juga ikut sakit.

Kelima, PRT sebaiknya minimal SD-SMA. Ujilah si PRT untuk membaca dan menulis sesuatu. Tanyailah si PRT riwayat pendidikannya. Jika PRT tidak tahu membaca dan menulis, maka itu menjadi masalah tersendiri di rumah tangga kita nantinya.

Keenam, PRT bersedia kerja menjaga dan merawat anak. Sebagai tambahan kualifikasi, bisa memasak, mencuci dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Ada banyak PRT yang hanya bisa rumah tangga dan tidak bisa menjaga anak 1-5 tahun kendatipun sudah ditraining oleh majikan. Padahal majikan seringkali membutuhkan PRT yang bisa menjaga anak kalau majikan tidak ada sekaligus mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Ketujuh, pengalaman minimal dua tahun. Alangkah bagusnya jika PRT telah berpengalaman merawat anak sekaligus membantu memasak, mencuci dan seabrek hal-hal kecil rumah tangga lainnya. Tanyalah si PRT di mana saja dia bekerja selama ini. Kalau si PRT jarang pindah-pindah dan kebanyakan pindah setelah setahun, dua tahun, itu menandakan si PRT termasuk bagus. Namun jika PRT-nya bercerita dua minggu di rumah A, satu bulan di rumah B dan tiga bulan di rumah C, satu hari di rumah D, maka itu pertanda si PRT meragukan.

Kedelapan, tidak mempunyai masalah pribadi dan keluarga. Tanyailah si PRT apakah dia baru saja bercerai, melarikan diri dari rumah atau hanya sekedar jalan-jalan ke kota seperti Jakarta misalnya. Jika si PRT mempunyai masalah perkawinan, terlilit utang, terlibat kasus hukum, maka ada kemungkinan dia akan menimbulkan masalah di rumah tangga yang dimana dia bekerja.

Kesembilan, pastikan asal-usul agen si PRT. Tanyai siapa keluarganya di kampung. Minta dan teleponlah keluarganya untuk mengkonfirmasi data yang diberikan PRT. Tanyalah beberapa pertanyaan yang ringan (nama dan tanggal lahirnya), menengah (riwayat pekerjaannya) dan berat (cara kerjanya) kepada PRT untuk menguji apakah PRT nyambung atau tidak. Kalau dia gagap dan sering mengatakan lupa, pertanda kompetensi si PRT meragukan.

Kesepuluh, pastikan nama baik Yayasan yang menyalurkan si PRT. Datangi langsung alamat yayasan, ketemulah pemiliknya dan coba bangun komunikasi lebih dekat dengan pemiliknya. Pastikan bahwa Yayasan itu tidak memiliki reputasi buruk di media online. Cari tahu yayasan itu di internet termasuk sepak terjang mereka.

Lalu setelah PRT berhasil direkrut dengan memenuhi syarat-syarat di atas, maka majikan pun perlu mempertahankannya agar terhindar dari cap suka gonta-ganti pembantu. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah:

Pertama, anggaplah pembantu anda sebagai rekan kerja. Pembantu anda adalah asisten anda untuk menggantikan posisi anda  menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Jangan anggap pembantu sebagai babu atau buruh rendahan, apalagi berlaku kasar baik secara fisik maupun kata-kata yang tidak menyenangkan. Mereka juga manusia. Pembantu malah lebih sensitif daripada majikan.

Kedua, buat PRT anda merasa nyaman dalam bekerja. Berikanlah fasilitas yang layak, manusiawi. Itu akan membuat PRT anda merasa dihargai. Tentu saja selain gaji yang tinggi, tapi juga termasuk tempat beristirahat (kamar) yang layak, pakaian yang layak, kebutuhan pribadi sehari-harinya misalnya sabun, shampoo, odol, dan lain-lain. Anggaplah pembantu anda sebagai bagian dari keluarga anda. Jangan pelit memberinya makanan dan minuman. Usahakanlah sebisa mungkin agar pembantu bisa makan dan minum apa yang kita makan dan minum termasuk kalau kita makan di luar rumah.

Ketiga, Berikan kesempatan sosialisasi atau refreshing kepada PRT anda. Sebagai manusia, PRT juga butuh refresing untuk bisa bersosialisasi, atau bersantai sejenak. Satu atau dua jam seminggu atau sekali sebulan dari waktu kerja yang anda berikan, sudah cukup membuat dia kembali fresh. Waktu ini bisa dia manfaatkan untuk bersosialisasi dengan teman-temannya hal-hal pribadi lainnya. Berikan juga waktu untuk ibadat atau sholat bagi muslimah atau ke gereja bagi orang Kristen. Anjurkan PRT anda pergi ke mall, ke minimarket, ke pasar terdekat dengan berikan ongkos atau uang minum hanya sekedar berbelanja atau cuci mata. Hal ini perlu dilakukan untuk menghilangkan rasa jenuh akan rutinitas pekerjaan yang setiap hari harus dilakukannya.

Keeempat, buatlah schedule kegiatan mulai dari bangun pagi hingga tidur pada malam harinya. Catat setiap pekerjaan yang harus dilakukan. Sebelum mulai bekerja, ada baiknya anda memberi informasi sebanyak-banyaknya mengenai job deskriptian pekerjaan yang harus dilakukan. Ada baiknya anda membuat ketikan atau catatan tertulis, lengkap dengan jam dan waktu pengerjaannya. Ini untuk menghindari kesalahan  karena lupa. Bila memungkinkan, tempelkan di tempat yang mudah terlihat olehnya seperti di dapur. 

Kelima, tanyakan kehidupan pribadinya. Anda boleh menyediakan waktu maximal 1 jam seminggu untuk sekedar ngobrol atau menanyakan kabar keluarganya. Ini akan membuat dia merasa dihargai dan dipedulikan. Berikan pujian ringan untuk hasil pekerjaannya yang anda anggap cukup memuaskan. 

Keenam, perhatikanlah kesehatan PRT anda. Jangan abaikan kesehatannya (berikan perhatian untuknya). Setiap manusia punya keterbatasan dalam kemampuan fisik dan kesehatan. Sediakan budget di luar gaji bulanan apabila dia harus berobat ke dokter atau sekedar beli obat di warung. Setengah bulan gaji, (bila memungkinkan anda bisa menyediakan sebulan gaji) bisa anda sediakan untuk biaya kesehatannya dalam setahun. Anggaplah ini sebagai fasilitas asuransi kesehatan. Jika dalam setahun, ternyata dana tersebut masih ada sisa, berikanlah itu sebagai “bonus” untuknya atas keberhasilannya menjaga kesehatan. Kalau Pembantu kita sehat, pekerjaan rumah pasti beres, dan kitapun merasa puas, ya kan?

Ketujuh, sempatkan waktu membantu PRT anda. Jika ada waktu, maka tidak ada salahnya anda ikut memasak, mencuci piring dan menyapu serta mengepel lantai. Itu member kesan kepada PRT bahwa anda bukanlah raja tetapi juga mau ikut merasakan bagaimana rasanya bekerja rutin itu setiap hari.

Kedelapan, sesekali belikan baju, celana atau pakaian kecil lain kepada PRT anda. Ketika PRT menerima pemberian itu, maka dia akan merasa senang dan termotivasi kembali untuk bekerja.

Kesembilan, ingat dan rayakan juga hari ulang tahun PRT anda. Itu sangat berkesan di hatinya. itu pertanda bahwa anda memperhatikan hari terpenting dalam hidupnya. Diapun semakin merasa bahwa andalah majikannya yang tepat. Hindari juga menggoda PRT anda (terutama kepada kaum lelaki). Hargailah PRT anda sebagai wanita yang berharkat.

Kesepuluh, sabar dan berikanlah toleransi sedikit kepada pembantu anda. Gampang marah dan menuntut pekerjaan PRT super sempurna merupakan tindakan yang menimbulkan masalah baru bagi PRT.

Demikianlah kiat merekrut pembantu rumah tangga dan cara mempertahankan yang penulis temukan berdasarkan pengalaman langsung penulis selama ini. Semoga bermanfaat.

Asaaro Lahagu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun