Orang tua Dahana segera menghubungi kepala desa. Kepala desa, yang merupakan orang paling tua dan bijak di desa itu, mendengarkan cerita Dahana dengan seksama. Ia kemudian menceritakan bahwa bertahun-tahun yang lalu, ada seorang perempuan muda yang hilang dan diduga dibunuh di sekitar pohon beringin itu. Arwahnya mungkin masih gentayangan, mencari pertolongan untuk membebaskannya dari kutukan.
Keesokan harinya, penduduk desa bersama kepala desa melakukan upacara untuk menenangkan arwah perempuan itu. Mereka berdoa dan memberikan persembahan di bawah pohon beringin. Setelah upacara selesai, pohon beringin itu tetap berdiri kokoh, tetapi suasana di sekitarnya terasa lebih tenang.
Dahana tidak pernah lagi mendekati pohon beringin itu setelah malam mengerikan tersebut. Namun, ia belajar untuk lebih menghargai dan mempercayai cerita-cerita leluhur yang sering dianggapnya hanya sebagai takhayul. Desa itu kembali tenang, dan cerita tentang arwah penunggu pohon beringin menjadi legenda yang diceritakan turun-temurun.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H