Oleh : Intafiah
Saat ini adalah saatnya kita beraksi tanpa memandang gender. Mungkin, di daerah kalian masih banyak mindset yang menganggap kalau kaum hawa itu tidak usah neko-neko. Nggak usah sekolah tinggi-tinggi, toh ujung-ujungnya juga bakal jadi istri.
Hai, bangun kawan! Kita dilahirkan bukan lagi di era primitif. Kita lahir di era yang semuanya serba ada, tinggal pencet-pencet semua informasi yang ingin kita dapat bisa kita akses. Maka dari itu mari ubah juga perspektif diri untuk menjadi individu yang lebih berarti. Salah satunya adalah dengan menanamkan growth mindset.
Psikolog Oxford University, Carrol Dweck, mengungkapkan perbedaan signifikan dari fix mindset (pola pikir menetap/kaku) dengan growth mindset (pola pikir bertumbuh) adalah terletak pada sistem kepercyaan yang mereka yakini. Orang yang memiliki mental menetap adalah mereka yang berpikir kalau kemampuan seseorang itu stagnan (segitu-segitu saja).Â
Sedangkan orang yang mempunyai pola pikir bertumbuh mereka akan fokus pada proses dan meyakini kalau kemampuan itu bisa bertumbuh dan berkembang. Memang benar setiap orang sudah ditetapkan takdirnya semenjak ditiupkannya ruh dalam janin bunda. Akan tetapi bukankah kita juga meyakini kalau takdir itu dibagi-bagi?
Dalam kepercayaan kita umat Islam, kita diajarkan bahwa takdir itu dibagi menjadi dua, mubram (tetap) dan mualaq (bisa diubah). Takdir tetap seperti jodoh, kematian, rezeki, usia, dll. Takdir tidak tetap adalah takdir yang masih bisa berubah kalau kita mau mengusahakannya. Seperti pemahaman pada pelajaran, sikap, prestasi, dll.
Allah SWT juga sudah menerangkan dalam firman-Nya yang kurang lebih mempunyai arti  "Allah itu tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika mereka tidak mau mengubahnya". Ibaratnya kita mau dikasih Allah uang tunai senilai 3 juta tapi kita diam di tempat tidak mau berusaha menjemput bola. Apakah bola itu bisa jalan sendiri ke arahmu? Kalah gesit bisa-bisa bola itu diambil orang lain, bagaimana?
Salah satu langkah kecil yang bisa kita ambil untuk melatih pola pikir bertumbuh adalah dengan melakukan beberapa hal seperti berikut:
Pertama bertumbuh dalam kualitas ibadah kepada Allah SWT. Bukankah Allah sudah berjanji apabila kita mendekat sejengkal maka Allah akan mendekati kita sehasta dan seterusnya? Bukankah Allah juga sudah berjanji bahwa Allah-lah pemilik seluruh alam ini? Bukankah Allah juga yang sudah menakdirkan kita untuk ada dan bertumbuh sebagai khalifah di bumi yang amat indah ini? Lantas apalagi alasan yang pantas kita ajukan sebagai tameng untuk kita enggan merapat kepada-Nya?
Hal pertama dan paling utama yang bisa kita biasakan adalah dengan menjaga kualitas dan kuantitas sholat kita. Insyaallah jika shalat kita baik maka semuanya akan berdampak baik pula. Bahkan kita sama-sama tahu bahwa salat merupakan amalan pertama yang akan dihisab pada yaumul hisab nanti.