Kesalahan dalam mencoba dapat dicatat sebagai bahan pembelajaran, kemudian dicari solusi yang tepat dan memuaskan dengan berbagai cara sampai kesalahan tersebut berhasil dikurangi atau dihilangkan. Hal ini biasanya juga mencakup eksperimen dan pengalaman aktual.Â
Metode ini seperti halnya belajar autodidak, yaitu orang yang belajar secara mandiri tanpa perantara seorang guru. Oleh karena belajar tanpa guru, maka setiap saat kita harus terus berusaha walaupun belum tentu akan langsung berhasil. Hal ini menuntut kita terus berusaha sampai kita berhasil dan terus maju. Metode ini sering digunakan oleh para pemula yang terus mencoba.
Sebagai generasi muda, jalan untuk mencapai produktivitas dan bermental reformis masih terbuka sangat lebar. Â Kita tidak hanya dituntut untuk bermental progresif dengan melihat keadaan yang kurang menguntungkan sebagai keadaan yang dapat dimanfaatkan untuk masa depan yang jauh lebih baik; tetapi juga kita harus berhati-hati dengan tetap melanjutkan keadaan yang sebelumnya kondusif, serta berinovasi menjadi seorang pembaharu.Â
Seorang tokoh bernama Tan Malaka pernah berkata, "idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki oleh pemuda". Maka idealisme seorang pemuda harus dapat digunakan untuk menggali potensi diri, mencoba hal baru, dan fokus melanjutkan yang sudah dimulai, biasakan dan lakukan berkali-kali, sampai pekerjaan yang belum pernah kita coba sebelumnya benar-benar berbuah.
Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H