Oleh: A. Muh. Farid Khuzairi
Â
Cara paling utama untuk belajar adalah memulai. Kita semua pernah merasa bahwa kita ingin melakukan sesuatu tetapi tidak bisa. Tentu saja, untuk dapat melakukan sesuatu, kita harus terlebih dahulu mencoba supaya bisa terbiasa.Â
Memulai sesuatu yang baru dan belajar secara perlahan tidak akan membuat apa yang kita lakukan seketika menjadi sempurna. Apa yang sudah kita coba, harus diulang-ulang agar terbiasa sehingga kita bisa menjadi orang yang produktif.
 Berbicara tentang produktivitas, maka bicara tentang mentalitas atau keadaan pikiran. Pekerjaan yang belum pernah kita lakukan sebelumnya akan menimbulkan rasa penyesalan pada diri kita karena kita belum pernah mencoba pekerjaan tersebut sebelumnya.Â
Jika kita bisa membimbing pola pikir kita untuk melakukan apa yang perlu dilakukan, maka itu adalah kesuksesan kita karena kita pandai menangani emosi.Â
Tentu saja, jika kita memiliki mentalitas yang produktif, kita tidak akan menyesal membuang waktu setiap hari untuk melakukan hal-hal yang tidak perlu atau tidak seharusnya kita lakukan.
 Menurut saya, manusia biasanya mempunyai beberapa mentalitas untuk menjadi orang yang produktif. Mentalitas ini dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, pendidikan, dan lingkungan setiap orang, dan juga akan mempengaruhi perbedaan cara kita menghadapi masalah dalam hidup. Masalah-masalah ini mungkin karena keluarga, masalah profesi atau bahkan masalah kepribadian kita sendiri yang dapat mempengaruhi produktivitas kita.
Pertama, progresif. Ada quotes yang mengatakan bahwa orang progresif adalah orang yang bersemangat untuk melakukan kesalahan. Quotes ini dapat dijelaskan sebagai mentalitas progresif yang menghendaki perubahan yang berbeda atau modern dari situasi sebelumnya. Perubahan modern akan menimbulkan masalah baru karena kesalahan yang disebabkan oleh operasi yang tidak terukur.Â
Oleh karena itu, perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu harus bersifat kuantitatif dan kualitatif, bertahap, meningkat, ekstensif, terus menerus dan sistematis.
Kedua, konservatif. Quotes tersebut dilanjutkan dengan mengatakan bahwa orang konservatif adalah orang yang tidak mau kesalahannya dibenarkan. Dari quotes ini kita dapat mengetahui bahwa orang konservatif bersifat tertutup, kaku, dan tidak pernah mau mendengarkan pendapat orang lain.Â