Oleh : Syakhril Nur Arifin
Pemuda seperti yang pernah dikatakan oleh Ir. Soekarno "Beri aku seribu orang tua maka akan kucabut Semeru dari akarnya, dan beri aku sepuluh pemuda maka akan aku guncang dunia".Â
Pemuda dalam kalimat tersebut mengandung makna bahwa kekuatan sepuluh orang pemuda dapat mengalahkan seribu orang tua, hal ini bukan dalam arti kekuatan sebenarnya akan tetapi dalam bentuk impian dan harapannya bagi negeri dan bangsanya.
Pemuda yang merupakan tulang punggung daripada sebuah bangsa, karena baik dan buruknya pemuda di masa kini menentukan arah kehidupan bangsa di masa mendatang.Â
Dalam memajukan sebuah bangsa generasi tua memiliki keterbatasan, sementara generasi muda memiliki semangat yang menyala, fisik yang luar biasa dan otak yang cemerlang serta visi yang kokoh laiknya motor yang menjadi penggerak dari Peradaban Bangsa.
Baca juga : Pemuda Indonesia, Jembatan atau Justru Hambatan Negara?
Pemuda dalam arus modernisme dan globalisasi saat ini, banyak yang tergerus baik dalam keimanan, wawasan, keoptimisan dan pendirian yang kokoh demi membawa misi semangat perubahan. Lantas bagaimana pemuda dapat berperan untuk bangsa dan negaranya. Dalam hal ini pemuda mesti sedikit melihat kepada sejarah agar mendapat intisari perilaku mereka di masa lalu untuk membentuk masa depan.
Teringat beberapa peristiwa di hari lalu, pemuda memiliki semangat perubahan untuk menuju peradaban yang terejawantahkan dari berbagai bidang. Ashabul Kahfi peristiwa yang dicatat dalam Alquran mengambarkan bagaimana pemuda yang memiliki keimanan, wawasan yang luas, optimis dan teguh dalam pendiriannya baik secara perbuatan maupun perkataan. Keimanan, wawasan, optimisme dan keteguhan dalam menjaga pendirian. Dianggap penting dimiliki oleh pemuda sebelum turun untuk merubah peradaban bangsanya.
Peristiwa yang amat spektakuler terlihat bagaimana seorang pemuda yang bernama Muhammad Al-Fatih, seorang pemuda yang mampu memimpin pasukan besar lalu dapat menghancurkan benteng Romawi yang kokoh. Al-Fatih dipilih oleh Sultan Turki kala itu akibat keimanannya, wawasannya, dan optimismenya meskipun beliau di usia belia.
Sumpah Pemuda, bagaimana seluruh pemuda Indonesia bersatu dan bersepakat menyatukan seluruh tanah air. Bahkan tidak hanya itu mereka berhasil menyatukan bangsa-bangsa menjadi satu suku, satu bangsa dan satu bahasa dalam bingkai bangsa Indonesia. Hal ini dapat terwujud karena pemuda memiliki keimanan (keyakinan), wawasan, keoptimisan, serta pendirian yang kokoh.
Baca juga : Kiat-kiat Memperkuat Visi Misi Moderasi Pemuda Indonesia