Informasi yang biasa kita dapatkan sehari-hari bisa menjadi pola pikir dirimu. Yang bisa menghasilkan kalimat berbobot atau tidak, itu tergantung otakmu dipakai bagaimana. Apakah informasi itu bermanfaat atau tidak, itu tergantung kamu.
Kita hanyalah insan yang tak mau menau urusan oranglain, tapi diri ingin selalu membuat kalimat untuk orang lain. Banyak sekali kalimat-kalimat yang ada di dunia ini, baik yang tertulis maupun yang tidak. Namun, tidak banyak orang yang mampu memahaminya.
Keterbatasan kemampuan dan berbedanya pola pikir, menjadikan kalimat itu menjadi beragam. Semua orang mampu membuat kalimat tapi tidak dalam memahami. Memahami kalimat sama seperti memahami sang pembuat kalimat.
Kenapa semua orang mampu membuat kalimat tapi tidak dalam memahami? Contohnya, kamu dinasehati oleh orangtua mu pasti reaksimu akan membuat kalimat yang begitu panjang dan dirangkai dengan sedemikian rupa oleh kecepatan emosi langsung dikeluarkan begitu saja tanpa memahami kalimat nasehat yang disampaikan orangtuamu. Betulkan? Lantas kenapa kamu selalu mencari alasan setelah membaca ini? Jadi, kamu setuju membuat kalimat lebih mudah daripada memahami kalimat? Tanyakan dirimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H