Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Apartement 10E 43

13 April 2020   20:18 Diperbarui: 13 April 2020   20:33 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tari, di sini aja." Teriak Mia dan Lina. Aku yang sudah berjalan sepuluh meter dari mereka, kembali lagi.

"Kira-kira cukup tidak ya, dengan uang kita?"

"Pasti cukup, pasti harganya gak bakalan jauh kayak di Sukabumi." Jawab Lina.

15 menit berlalu, kami memutuskan untuk kembali ke penginapan. Namun, sebelumnya kami mampir ke mini market untuk membeli persediaan makanan esok pagi. Selama perjalanan menuju tempat penginapan, kami bercerita tentang apa yang baru saja terjadi, topic lampu yang terus berkedip itu semakin seru. Sampai akhirnya, aku dan Lina terkejut ketika menginjak aspal berlubang. Mia yang sedari tadi ketakutan, hanya mengingatkan kami untuk berhenti membicarakan hal tersebut.

"De, apa itu de? Ada yang liatin kita." Ujar ibu dengan dua orang balita di depan kami. Wajahnya nampak ketakutan.

Aku yang penasaran langsung menatap arah ibu itu lihat. "Di belakang lampu itu de, ada yang liatin kita." Ujar ibu itu lagi dan kini dia menunjuknya. Tindakan reflekku, kembali menoleh ke arah yang di tunjukkan ibu yang berada di depan kami.

"Tidak ada apa-apa bu," dengan kedua alis yang saling bertemu.

"Benar, tadi ada yang liatin." Solot ibu itu.

"Udah, jangan di bahas!" Sahut Mia kesal, sambil memejamkan mata.

Langkah kami semakin tergesa-gesa. Kami berpisah dengan ibu tadi di lobby. Lobby pertama kita datang, sekarang kita harus bertatapan dengan lorong itulagi. Sebuah lorong yang diujung kamar, lapunya terus berkedip. Tidak ada pembicaraan di antara kita bertiga, aku yang masih penasaran langsung saja mengungkapkan apa yang kulihat.

"Sumpah, aku dua kali liat arah itu pohon dan gak ada apa-apa. Cuma ada lampu doang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun