Baca juga: Solusi Mengatasi Ghibah yang Wajib Dipahami Kaum Perempuan
Kedua,Penggunaan kata "bangkai daging saudaranya" sebagai permisalan, bukan daging hewan untuk menerangkan bahwa ghibah itu amatlah dibenci. Ketiga, orang yang dighibahi tersebut sebagai mayit, karena orang yang sudah mati, tidak kuasa untuk membela diri. Seperti itu juga orang yang sedang dighibahi, dia tidak berdaya untuk membela kehormatan dirinya. Keempat, Allah menyebutkan ghibah dengan permisalan yang amat buruk, agar hamba-hambaNya menjauhi dan merasa jijik dengan perbuatan tercela tersebut".
   Setelah mengetahui betapa buruk dan hinanya perumpamaan bagi orang yang menggibahi saudaranya sendiri, marilah kita kupas, apakah ganjaran bagi orang yang mengghibah?. Ternyata Allah akan menyegerakan adzab yang pedih baginya didunia dan Allah tidak akan menurunkan rahmat untuknya. Bagaimanapun ia meminta ampun dan bertaubat kepada Allah, maka pintu Allah tidak akan terbuka kecuali ia berlari dan bersungguh-sungguh meminta maaf kepada orang yang dighibahi. Ketika didunia saja, orang yang mengghibah mendapatkan adzab yang pedih dari Allah, apalagi di akhirat kelak?.
Di akhirat nanti  perbuatan ghibah ini akan menjadi beban berat (jika belum dimaafkan oleh orang yang dighibahi) yaitu berupa pembayaran dosa dengan pahala sebagai tebusan kezhaliman ghibah yang telah dilakukan selama hidup didunia. Jikalau semua pahala atau kebaikan yang dimiliki tidak cukup untuk membayar tebusan dosa, maka amalan buruk orang yang dighibahi akan bertukar kepada pelaku ghibah. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:Â
"Siapa yang pernah menzalimi saudaranya berupa menodai kehormatan (seperti ghibah) atau mengambil sesuatu yang bukan menjadi miliknya(mencuri dan mengghoshob), hendaknya ia meminta kehalalannya dari kezaliman tersebut hari ini.Sebelum tiba hari kiamat yang tidak akan bermanfaat lagi dinar dan dirham. Pada saat itu bila ia mempunyai amal shalih maka akan diambil seukiran kezaliman yang ia perbuat. Bila tidak memiliki amal kebaikan,maka keburukan saudaranya akan diambil kemudian dibebankan kepadanya." (HR. Bukhari no. 2449, hadis Abu Hurairah).
Baca juga: Menyoal Ghibah sebagai Perbuatan Tercela
   Ganjaran bagi orang yang melakukan ghibah juga dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW dibawah ini:"Ketika aku dinaikkan ke langit, aku melewati suatu kaum yang memiliki kuku-kuku dari tembaga. Mereka melukai (mencakari) wajah-wajah mereka dan dada-dada mereka. Aku bertanya:"Siapakah mereka wahai Jibril?" Jibril menjawab: "Mereka adalah orang-orang yang memakan daging-daging manusia (mengghibah) dan mereka menginjak-injak kehormatan manusia."(Hadis Sohih Riwayat Ahmad (3/223), Abu Dawud (4879).
Begitu dahsyatnya ganjaran bagi orang yang melakukan ghibah.Inilah hasil ulah lidah yangsangat membahayakan dan mengikis amal kebaikan. Bagaimanapun kita rajin mengerjakan shalat dengan berjamaah, Puasa Senin-Kamis,Membaca Al-Qur'an setiap harinya dan Melakukan kebaikan-kebaikan yang lain, namun itu semua tidak ada gunanya dan sia-sia,jika kita masih saja mengonsumsi sifat ghibah ini.
   Semoga setelah kita membaca tulisan ini, kita dapat menjadi hamba Allah yang lebih baik lagi serta mampu menjauhi dan menghilangkan sifat tercela ini dari kehidupan kita. Aamiin yaa rabbal 'aalamiin.
Sahabat Muadz bin Jabal RA pernah bertanya pada Rasulullah SAW:
"Apakah kita akan diminta pertanggungjawaban karena apayang kita ucapkan, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab,"Hai Ibnu Jabal, tidaklah manusia-manusia itu akan ditelungkupkan dengan hidungnya terlebih dahulu di neraka, melainkan karena apa yang dilakukan oleh lidahnya." (HR Hakim).