Mereka dibudidayakan sebagai pasukan ekstrimis "pembela agama" tapi hakikatnya pasukan boneka untuk diarahkan "berjihad" di wilayah-wilayah yang ingin dikuasai barat dan menjadi musuh barat, alih-alih membantu isu-isu kemanusiaan yang lebih universal.
Mungkin nanti ada kalanya mereka dikirim ke Korea utara dan Cina dengan dalih membasmi PKI. Dan mau mau saja. Demi agama.
Dan........
Konflik Israel-Palestina masih berlangsung....
Saat ini Israel sedang memblokir Masjid Al-Aqsa.
Iya... sedih dan tentu harus membantu.
Sebagaimana saya menulis ini, adalah bagian dari hal yang sangat kecil yang bisa saya lakukan untuk bersuara untuk Palestina.
Sekaligus membantu memberikan penjelasan bahwa kita tak harus menjadi muslim untuk peduli dengan Palestina, dan sebaliknya, tak harus mereka muslim untuk mendapat simpati kita.
Karena... di balik kata kesedihan itu, banyak juga orang Islam yang terperangkap dengan bentuk diskriminasi emosi yang lain. Maksud saya, kalau memang kesedihan kita terhadap Palestina adalah kesedihan yang sejati, maka kesedihan itupun harus bisa terefleksikan bagi diri kita sendiri untuk peduli dengan pemeluk agama lain, mebiarkan mereka berkumpul dan beribadah sesuai dengan keyakinannya, tanpa merasa terancam dan sentimen. Melindungi siapapun dan apapun pemeluk agamanya menjalankan ibadah mereka, ikut berempati dengan kesusahan kesusahan mereka, membangun hubungan yang baik dengan siapapun tanpa diskriminasi agama dan keyakinan.
Israel menunjukkan kepada kita, memaksakan keyakinan agama yang sepihak bisa sangat menyakiti orang lain tanpa kita sendiri merasa menyakiti, bahkan bangga atas perbuatan kita menyakiti orang lain. Dan, membela sesuatu hanya karena apa yang kita bela seagama sama saja dengan menyebar kebencian yang lain.
Jadi...