Mohon tunggu...
Lafi Munira
Lafi Munira Mohon Tunggu... -

introvert-moody|sangat menyukai hujan | sangat menyukai anak-anak | pecinta kucing | penggemar musik | kolektor buku |pecinta puisi, bahasa-bahasa, psikologi, sastra, filsafat, bintang, dan langit malam hari| menyukai aroma udara pagi hari dan langit teduh di pagi hari | penyuka langit biru dan awan-awan putih | suka mengumpulkan pasir pantai | lebih suka menulis daripada bicara | sangat suka memandangi sawah-sawah hijau dan damainya kota yogya | menyukai senyuman | menyukai filosofi pasir dan filosofi udara | suka berfikir, memperhatikan hal yang detail, | humanitarian wanna be |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesadaran terhadap Amanah Secara Berjamaah

15 Desember 2013   22:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:53 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Karena kesadaran tidak akan dapat diperoleh oleh orang yang “mabuk” atau “lupa”, maka sudah menjadi kebutuhan bagi masing-masing diri untuk senantiasa berfikir dan merenung setiap hari untuk memungut hikmah yang tercecer dalam perjalanan hidup ini. Karena kesadaran tidak akan dapat diperoleh oleh orang yang “mabuk” atau “lupa”, maka sudah menjadi keharusan bagi mereka yang sadar akan amanah untuk terus berjuang, bukan lantas berhenti, karena mungkin suatu hari Allah akan menurunkan cahayaNya yang dapat menyadarkan orang-orang di sekitar kita yang lupa akan amanahnya.

Sungguh bijak perkataan Pak Soekarno yang merasa perjuangan menghadapi penjajah itu lebih mudah dibandingkan dengan perjuangan di masa depan “…. menghadapi bangsa kalian sendiri”, secara sederhananya hal tersebut dapat dianalogikan dengan orang-orang yang terasing di negerinya sendiri, orang-orang yang berjuang sementara yang lain sedang terlupa, orang-orang yang harus selalu berusaha menyadarkan dirinya sendiri untuk terus berjuang di jalan yang baik..

“Masalah-masalah yang terjadi saat ini, mungkin solusinya dapat ditemukan jika kita mau belajar dari sejarah, karena mungkin saja yang terjadi saat ini telah terjadi di masa lalu..”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun