Kenalkan anak-anak dengan mimpi-mimpi dan life plan, jangan mempush anak untuk belajar ini itu, bimbinglah perlahan, dan bantu mereka menemukan apa yang menjadi bakat mereka dan apa yang menjadi kendala mereka, sedari kecil, bimbinglah anak-anak untuk bisa mengambil keputusan, dan menyelesaikan persoalan-persoalannya.
Ketika mereka ulang tahun, ajaklah mereka ke panti asuhan, dan berbagi makanan dengan anak-anak di panti asuhan, sehingga mereka mengerti apa artinya bersyukur dan berbagi.
Ajarkan agama dengan baik, kenalkan mereka dengan Tuhannya, serta Rasulullah, melalui satu dua kalimat singkat, namun memberikan arti untuk mereka fikirkan..
Dan bagian terpenting dari semua ini adalah bagaimana ayah dan ibu bisa memiliki visi dan misi yang sama dalam membangun keluarga, jangan sampai ayah memakai cara X, dan ibu memakai cara Y, sehingga anak menjadi bingung siapakah yang harusnya didengarkan, diikuti, dan dijadikan panutan.
Sebelum menikah, persiapkan diri kita sebaik-baiknya, belajar banyak hal, temukan pasangan yang “SEJALAN” dan jangan mencari yang pemikiran dan perilakunya terlalu jauh berbeda dengan kita, karena hal tersebut akan menentukan apakah pernikahan kita merupakan PERNIKAHAN VISIONER, atau PERNIKAHAN BIASA SAJA.
Sekali lagi, anak-anak adalah bagian dari kita, fikirkanlah mereka, jagalah perasaan mereka, berikanlah nutrisi yang baik bagi jiwa dan fikiran mereka. Mari menjaga psikologis anak dan menjadikan mereka terdidik dengan bahagia.
Kamar Kos Baitunnisa,
Kota Berhati Damai, 15 Oktober 2012
**Tulisan ini hadiah untuk ibu saya yang berulangtahun hari ini, beliau adalah ibu yang baik walau tidak sempurna, saya ingin menjadi seperti beliau yang begitu total mengurus anak, insyaAllah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H