Corona Tak Kasat Mata yang Menjadikan Resesi Medis Tahun 2020

"Karantina Besar" terjadi di tahun 2020, memperlihatkan "realita yang cukup gelap" untuk masyarakat keseluruhan belahan dunia.

Pandemi ini menguji perekonomian masyarakat dalam kurun waktu yang cukup panjang dan mengalami penurunan pesat dalam krisis ekonomi, hal ini yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Status mengenai pandemi meluas diantara ribuan manusia di seluruh negara yang meng-ilustrasikan suatu penyakit yang menyebar dalam kurun waktu yang bersamaan.

Hal ini juga kebutuhan akan fasilitas medis mengalami pelonjakan dalam tiap hitungan harinya dalam kapasitas yang tinggi, sementara untuk tenaga kerja dan prasarana yang sangat terbatas. 

World Health Organization (WHO) melihat akan rapuhnyasistem pelayanan kesehatan di Dunia, mengenai "Covid-19", sehingga mengambil pilihan yang teramat sulit dan memaksa agar negara beserta rakyatnya untuk melakukan isolasi mandiri. Hal ini guna untuk meminimalisir penyebaran virus Covid-19.

Di berbagai negara mengalami kesusahan luar biasa dan memaksa keras sistem kesehatannya dan para tenaga medis yang berada di garda terdepan bertempur, bertaruh nyawa untuk melawan pandemi Covid-19.

Dalam menanggulangi pandemi Covid-19 pemerintah senantiasa turut aktif menjalankan kewajiban yaitu memenuhi dan melindungi hak atas kesehatan setiap manusia sebagaimana setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang lebih baik dan sehat.

"Setiap orang berhak atas tingkatan hidup yang memadai bagi kesehatan, kesejahteraan pribadi dan keluarga, termasuk hingga perawatan kesehatan" yang dinyatakan oleh Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

Secara teknis, Komentar Umum Komite Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Hak atas Kesehatan menguraikan empat dari komponen inti, yang patut dipenuhi oleh pemerintah terkait hak atas kesehatan.

Pertama, ialah dengan ketersediaan. Pemerintah wajib memastikan adanya jumlah sarana dan prasarana maupun fasilitas kesehatan yang cukup memadai untuk mencegah dan menangani wabah corona. Hal serupa menjadi tantangan dikarenakan karakteristik Indonesia sebagai negara kepulauan akan kebutuhan masyarakat pemerintah daerah yang beragam.

Kedua, ialah melalui pengakses-an. Pemerintah wajib memastikan bahwa fasilitas kesehatan mencakup obat-obatan,peralatan beserta pelayanan akan kesehatan untuk mudah diakses oleh setiap masyarakatnya berupaya untuk bisa mengakses hak atas kesehatan secara fisik maupun ekonomi serta dari sisi informasi.

Ketiga, ialah sisi keberterimaan. Pencegahan maupun penganggulangan wabah corona harus mentaati etika medis, khususnya untuk pasien yang sekiranya terinfeksi, dan tetap memperhatikan kebutuhan akan masyarakat pemerintah yang beragam.

Dalam hal ini peran komunitas sangatlah penting, untuk tokoh masyarakat dan lembaga non-negara. Pengakuan hal ini berupaya untuk  bangsa agar bersatu dalam menghadapi corona, dari tingkat bawah (komunitas) sampai ke tingkat atas (pemerintah).

Keempat, ialah kualitas. Pemerintah senantiasa wajib memastikan adanya kualitas akan sarana, prasarana, obat-obatan hingga pelayanan kesehatan, dalam hal ini mampu untuk mencegah, mengobati serta menangani wabah corona secara lengkap.

Kualitas ini juga akan sangat menentukan ke tingkat keberhasilan mitigasi, penanganan, hingga pemulihan pasca-wabah karena dilakukannnya secara efektif dan efisien.

Di samping itu, masyarakat turut aktif melindungi diri serta keluarganya dengan tidak bersikap panik dan mampu berperilaku sehat. 

Beberapa pendapat diatas pemerintah juga berupaya untuk bekerjasama antara pemerintah dengan peran masyarakat secara aktif, salah satu program yang di laksanakan saat ini yaitu perwujudan untuk meningkatkan akan kemampuan dan pengetahuan akan masyarakat menuju ke tahap usia yang menguntungkan yaitu melalui program Kartu Pra Kerja, yang mungkin harapannya masyarakat bisa beraktivitas secara produktif.

Sebagai tambahan, dan saran untuk teman-teman untuk tetap selalu melindungi diri dan orang-orang tersayang dari wabah pandemi ini, senantiasa pintar untuk tetap memperhatikan protokol pemerintah. Adapun hal terkait seperti:

- Mencuci tangan

Membersihkan tangan hingga menyeluruh menggunakan sabun dan air. atau dengan antiseptik. Guna untuk membunuh bakteri yang ada pada tangan

- Menjaga jarak

Jaga jarak minimal satu meter dari orang yang sedang batuk atau yang sedang bersin. Umumnya pergunakan masker guna untuk mencegah droplet atau cairan yang keluar dati tubuh orang.

- Hindari daerah menyentuh mata, hidung dan mulut

Tangan umumnya menjadi media tempat penyebaran Covid-19 bila terkena droplet atau menyentuh permukaan yang terpapar, hal ini memungkinkan virus menyentuh mata, hidung dan mulut otomatis virus bisa masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi.

- Membersihkan rumah

Membersihkan rumah menggunakan desinfektan secara menyeluruh.

- Menghindari kerumunan orang

Hal terutama di ruang tertutup. Dengan hal ini resiko terinfeksi mengalami peningkatan drastis ketika ada salah satu orang yang berada dikerumunan terinfeksi Covid-19.

-Dan yang terakhir untuk tetap tenang , tidak panik dan tetap tertib

Tetap selalu senantiasa mentaati protokol pemerintah, guna untuk kebaikan secara menyeluruh dan senantiasa untuk tetap selalu berdoa agar wabah pandemi ini segera berakhir.

Sumber : WHO