Mohon tunggu...
Lalu Abdul Fatah
Lalu Abdul Fatah Mohon Tunggu... Penulis -

Penulis, pengajar, & pejalan. Buku terbaru, kumpulan puisi "Ombak Oranye"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurusan yang Bagus?

5 Juni 2012   17:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:22 8720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_181049" align="aligncenter" width="540" caption="Steve Job"][/caption] "Kak, di antara perawat, bidan, analis, dan gizi, mana jurusan yang paling bagus?" Kira-kira, begitu bahasa sms adik perempuan saya. Saat ini, ia sedang galau menentukan jurusan di perguruan tinggi. Langkah yang ia tempuh saat ini cukup bagus, menurut saya. Ikut bimbel di Ganesha Operation Mataram, NTB. Alhamdulillah, ia telah lulus Ujian Nasional yang diumumkan pada 26 Mei 2012. Namun, ia gagal diterima masuk PTN lewat jalur undangan. Dua kabar yang cukup bertolak belakang satu sama lain. Tapi, saya menghiburnya. Masih banyak jalan menuju perguruan tinggi. Aslinya sih, andai adik saya punya keterampilan yang lain daripada yang lain, ingin rasanya saya tidak menganjurkan ia masuk perguruan tinggi. Lebih baik ia berkarya, berguru langsung pada orang-orang yang mumpuni di bidang yang disukai adik saya. Dan, akhirnya ketika ia mengirimkan sms yang tertulis di baris pertama tullisan ini, saya tidak langsung menjawab bahwa jurusan A lebih baik dari jurusan B. Justru saya berikan jawaban yang mungkin agak diplomatis. "Bukan masalah bagus tidaknya jurusan. Pilihlah jurusan yang Ofah (nama adik saya, red) senangi. Lalu, ukur kemampuan Ofah untuk mencapai jurusan tersebut." Perlu diketahui, di SNMPTN jalur undangan, adik saya membidik Kebidanan Unibraw dan FKM Unair. Nah, di SNMPTN jalur tertulis, ia akan masih mengejar dua jurusan tersebut. Namun, lewat sms ia kabarkan pada saya yang saat ini masih kuliah di HI Unair, bahwa ia justru akan coba fokus di Kebidanan Unair dan Kebidanan Unibraw. Nah, hal yang masih menjadi tantangan baginya adalah saat try out, nilainya belum mampu memenuhi passing grade di dua universitas tersebut. Dengan itu, saya sarankan dia untuk jaga-jaga dengan juga membidik perguruan tinggi lainnya. Poltekkes Mataram, ia pilih. Dan, empat jurusan di Poltekkes itulah yang muncul di awal tulisan ini. Lagi-lagi saya berpikir. Untuk tidak memberikan penjelasan yang terlalu membanding-bandingkan. Bahwa A lebih bagus dari B. Sebab, saya sendiri akui, pengetahuan saya tentang empat jurusan itu tidak begitu bagus. Hanya bercermin dari pengalaman teman-teman SMA yang telah mengambil jurusan tersebut dan kini telah bekerja sesuai profesi. Dan, saya tetap tekankan pada adik saya. "Ambil jurusan yang adik senangi." Namun, karena saya pikir adik saya butuh jawaban yang lebih konkret, saya pun berikan gambaran profesinya sekaligus peluang karirnya. Sungguh, saya ingin menghindari gambaran tentang profesi ini. Karena yang saya temukan di sekitar, acapkali antara profesi yang ia tekuni dan jurusan semasa kuliahnya tidak sinkron. Ini kalau saya berefleksi dengan jurusan saya, Ilmu Hubungan Internasional. Menyandang S.Hub.Int, tapi kerja di bank. Tapi, sekiranya akan berbeda - menurut asumsi saya lho - kalau kuliah di jurusan yang vokasional. Sudah jelas arahnya. Mau kerja atau berprofesi sebagai apa, sudah ada titik terang. Kendati nanti akan kembali ke passion masing-masing (bagi yang mengikuti passion-nya). Semisal, rekan saya yang lulusan S-1 Farmasi Unair sekaligus ambil profesinya, tapi ia memilih jadi festival hunter cum travel writer. Nah lho! Sekaligus bercermin dari apa yang saya alami sekarang, mahasiswa semester 10 Ilmu Hubungan Internasional Unair tapi ingin berprofesi sebagai jurnalis atau penulis pengelana selepas kuliah nanti (karena ini passion saya), maka saya pun benar-benar menyarankan adik saya agar memilih jurusan yang sekiranya ia sukai. Tapi, ia kan belum tahu ia suka apa tidak? Setidaknya, masing-masing orang, termasuk adik saya, punya cita-cita. Ia ingin menjadi apa dalam lima atau sepuluh tahun ke depan. Nah, dari sana, ia bisa arahkan dirinya. Pilih jurusan yang ia senangi, sukai, cintai. Ia akan menjalaninya dengan riang hati. Karena tiap orang kan pasti ingin sukses di bidangnya. Jadi, sebagai penutup sms dengan adik, saya kirimi ia, "Follow your passion, success will follow you." Jadi, bukan bagus tidaknya jurusan. Tapi, senang tidaknya kau dengan jurusan itu. Bukan gengsi jurusan yang kau nomorsatukan. Tapi, riang hatimu menjalani perkuliahan di situ. Keluh-kesah akan jauh. Beban kuliah tidak begitu kau rasakan. Kau pun bisa gapai profesi impian. Berkarir sesuai dengan panggilan hatimu. Selamat memilih jurusan yang kau sukai! Bersenang-senanglah dengan ilmu yang akan kau tempuh nanti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun