Program 2: Pelatihan Cara Identifikasi Formalin dan Boraks serta Bahan Pewarna Sintetik pada Makanan Secara Sederhana
Maraknya peredaran berbagai jenis produk pangan yang mengandung bahan berbahaya seperti formalin, boraks dan pewarna sintetik, mulai dari bahan baku sampai dengan produk, sangat meresahkan masyarakat.
Oleh Karena itu pada 31 Juli 2020 di kediaman ibu Sri Desa Undaan Lor RT 2 RW 5 diadakan demonstrasi cara pengujian makanan yang mengandung formalin, boraks, dan pewarna sintetik dengan cara sederhana. Identifikasi makanan mengandung formalin menggunakan ekstrak kulit buah naga, sedangkan identifikasi boraks menggunakan ekstrak kunyit, dan identifikasi pewarna sintetik dengan menggunakan larutan sabun.
Menurut Dewi (2019: 49) Penggunaan kulit buah naga sendiri karena kandungan antosianin yang apabila bereaksi dengan formalin akan menstabilkan warna antosianin kulit buah naga karena sama-sama memiliki sifat asam. Hasil positif ditunjukkan apabila sampel yang ditetesi dengan ekstrak kulit buah naga berwarna merah. Sampel makanan yang positif formalin antara lain cincau, ikan asin, dan bakso.
Sedangkan dalam kunyit terkandung senyawa kurkumin yang dapat mendeteksi boraks, karena kurkumin mampu menguraikan ikatan-ikatan boraks menjadi asam borat (Bilazhr, 2014). Hasil positif ditunjukkan apabila sampel yang diberi ekstrak kunyit berwarna merah kecoklatan. Sampel makanan positif boraks antara lain ikan asin, arum manis, bakso dan kerupuk.
Identifikasi bahan makanan dengan pewarna sintetik dengan memanfaatkan larutan sabun, karena sabun bersifat basa. Jika pewarna alami seperti ekstrak buah naga, daun pandan, dan kunyit ditambahkan dengan sabun akan menghasilkan warna berturut-turut merah tua, hijau tua dan coklat tua. Sedangkan sampel dengan pewarna sintetik jika ditambahkan dengan larutan sabun, warna yang dihasilkan akan sama atau tidak terjadi perubahan warna (stabil).
Dari kuesioner yang dibagikan kepada 10 koresponden setelah pelatihan diberikan, 45,71% orang merasa sangat puas, 48,57% puas, dan 5,71% cukup puas dengan pelatihan yang diberikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan ini mendapat apresiasi dan antusiasme yang baik dari masyarakat.
"Program pelatihan yang telah dijalankan baik program 1 maupun 2 memang layak untuk diadakan dan dikembangkan oleh masyarakat khususnya warga Desa Undaan Lor RT 2 RW 5, baik pada program 1 maupun 2 Saya melihat antusias dan keingin tahuan dari ibu-ibunya sangat besar. Jadi saya sangat setuju dan terbantu dengan adanya KKN dari UNDIP ini," ujar Ketua RT Desa Undaan Lor RT 2 RW 5, Nor Ikhsan.
Â
Sumber :