Mohon tunggu...
Noer Laely S
Noer Laely S Mohon Tunggu... Lainnya - if you can't be intelligent, be a good person

Kimia 2017 FSM Universitas Diponegoro KKN TIM II UNDIP 2020

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mahasiswa Undip Uji Kandungan Makanan Berbahaya hanya dengan Bahan Ini

6 Agustus 2020   14:47 Diperbarui: 6 Agustus 2020   14:54 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembukaan acara pelatihan oleh bapak ketua RT Desa Undaan Lor RT 2 RW 5, Kec. Undaan, Kab. Kudus 

Undaan Lor, Kudus (31/07/2020) -- Maraknya berbagai jenis makanan di sekitar membuat masyarakat khawatir, disebabkan oleh beredarnya kabar bahwa terdapat beberapa oknum penjual nakal yang mencampurkan makanan dengan bahan pengawet sintesis berbahaya, seperti formalin dan boraks.

Identifikasi makanan yang mengandung formalin dengan memanfaatkan bahan alami yaitu kulit buah naga. Menurut Dewi (2019: 49) yang menyampaikan bahwa Antosianin dalam kulit buah naga dapat mendeteksi kandungan formalin dalam bahan makanan karena sifat formalin dan antosianin sama-sama memiliki sifat asam sehingga tetap menstabilkan warna antosianin kulit buah naga. Hasil positif ditunjukkan apabila sampel yang ditetesi dengan ekstrak kulit buah naga berwarna merah.

Selanjutnya identifikasi makanan yang mengandung boraks dengan memanfaatkan kunyit. Kurkumin dalam kunyit dapat mendeteksi adanya kandungan boraks pada makanan karena kurkumin mampu menguraikan ikatan-ikatan boraks menjadi asam borat dan mengikatnya menjadi kompleks warna rosa atau biasa disebut dengan senyawa boron cyano kurkumin kompleks. Ketika makanan yang mengandung boraks ditetesi oleh ekstrak kunyit akan mengalami perubahan warna menjadi merah kecoklatan (Bilazhr, 2014).

Sampel makanan yang digunakan untuk pengujian formalin yaitu cincau, tahu, kerupuk, arum manis, ikan asin, dan bakso. Sedangkan sampel yang digunakan untuk pengujian boraks yaitu bakso, ikan asin, kolang-kaling, arum manis, tahu, agar-agar (jelly), cincau, dan kerupuk. Sampel makanan yang positif formalin yaitu cincau, ikan asin, dan bakso. Sedangkan makanan negatif formalin yaitu tahu, kerupuk, dan arum manis. Selanjutnya pengujian makanan yang positif mengandung boraks yaitu ikan asin, arum manis, bakso dan kerupuk. Sedangkan makanan yang negaif boraks yaitu kolang-kaling, tahu, agar-agar (jelly), dan cincau.

Kemudian dilakukan juga pengujian makanan yang mengandung pewarna sintetik menggunakan bantuan larutan sabun.  Pewarna yang digunakan berwarna merah dan kuning. Selanjutnya sampel warna alami merah menggunakan daging buah naga, sedangkan pembandingnya menggunakan sirup merah. Selanjutnya sampel warna alami kuning menggunakan kunyit, sedangkan pembandingnya menggunakan minuman rasa jeruk yang dijual secara komersial. Dari hasil yang didapatkan, apabila pewarna alami yaitu ekstrak buah naga dan kunyit dicampurkan dengan larutan sabun akan menghasilkan berturut-turut warna merah tua dan kuning tua, sedangkan larutan sirup merah dan minuman rasa jeruk apabila dicampurkan dengan larutan sabun akan menghasilkan berturut-turut warna merah dan kuning yang stabil.

Oleh karena itu pada Jum'at 31 Juli 2020 bertempat di rumah Ibu Sri diadakan program pelatihan oleh Noer Laely Sa'adah salah satu anggota Tim II KKN UNDIP 2020 mengenai cara identifikasi formalin dan boraks serta bahan pewarna sintetik pada makanan dengan cara sederhana kepada ibu-ibu warga Desa Undaan Lor RT 2 RW 5, Kec. Undaaan, Kab. Kudus.

"Acara ini memang sengaja mengundang ibu-ibu warga Desa Undaan Lor RT 2 RW 5 agar ibu-ibu bisa mengatur dan memilah serta memilih mana makanan yang layak untuk dikonsumsi keluarga, sehingga ibu-ibu dapat secara bijak saat berbelanja bahan makanan," Ujar Lely selaku pelaksana kegiatan.

Banyak ibu yang antusias dalam mengikuti program ini yang ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan, sehingga program yang diadakan ini bisa dikatakan efektif. Dan bahan yang digunakan untuk pengujian berasal dari bahan-bahan yang mudah didapatkan di sekitar kita. Sehingga ibu-ibu nantinya bisa menerapkan pengujian makanan secara mandiri di rumah masing-masing setelah mengikuti program ini.

"Program pelatihan seperti ini memang layak untuk diadakan dan dikembangkan oleh masyarakat khususnya warga Desa Undaan Lor RT 2 RW 5. Saya melihat antusias dan keingin tahuan dari ibu-ibunya sendiri selama pelatihan ini berlangsung sangat besar. Jadi saya sangat setuju dan terbantu dengan adanya KKN pulang kampung dari UNDIP ini," ujar Nor Ikhsan selaku ketua RT.

Pembukaan acara pelatihan oleh bapak ketua RT Desa Undaan Lor RT 2 RW 5, Kec. Undaan, Kab. Kudus 
Pembukaan acara pelatihan oleh bapak ketua RT Desa Undaan Lor RT 2 RW 5, Kec. Undaan, Kab. Kudus 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun