Oleh: Laely Tri Lestari (221.371.203)
Dosen: Ustadzah Qiyadah Robbaniyah, M.Pd.I.
Pesantren memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan akhlak generasi muda melalui pengasuhan yang terarah dan terintegrasi. Salah satu model yang dapat diterapkan untuk meningkatkan efektivitas pengasuhan di pesantren adalah pembentukan Badan Eksekutif Asrama (BEA). Di Pesantren Kampus Binbaz Putri, BEA memiliki peran strategis dalam memastikan kelancaran kegiatan asrama sekaligus mengawasi kehidupan sehari-hari mahasiswi. Melalui penerapan model ini, pengasuhan dapat berjalan lebih optimal, terstruktur, dan responsif terhadap kebutuhan mahasiswi. Badan Eksekutif Asrama di Pesantren Kampus Binbaz Putri adalah hasil kolaborasi antar mahas
Manajemen pengasuhan pesantren melalui BEA memberikan kesempatan bagi mahasiswi untuk belajar memimpin, mengelola konflik, dan memotivasi mahasiswi lain. Mahasiswi yang terlibat dalam BEA dilatih untuk bertindak sebagai role model bagi juniornya, sehingga mampu mendorong pembentukan akhlak dan kedisiplinan yang lebih baik. Dengan adanya BEA, proses pengasuhan tidak hanya bergantung pada pengurus pesantren, tetapi juga melibatkan mahasiswi dalam mengelola kehidupan sehari-hari mereka. Contohnya seperti absensi kehadiran shalat, absensi piket kebersihan dan lain-lain.
Kepemimpinan yang partisipatif ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran kolektif tentang tanggung jawab dan kedisiplinan. Setiap anggota BEA dibekali dengan keterampilan komunikasi dan manajemen konflik untuk menjaga hubungan yang harmonis antara mahasiswi dan pengurus, sekaligus memastikan semua penghuni asrama mendapatkan perhatian yang diperlukan.Â
Di Pesantren Kampus Binbaz Putri, BEA juga memiliki peran dalam merencanakan dan mengelola kegiatan-kegiatan yang bersifat edukatif, seperti kajian, diskusi kelompok, dan kegiatan sosial. Dengan demikian, mahasiswi didorong untuk mengembangkan kemandirian dan tanggung jawab melalui pengalaman langsung dalam mengelola kegiatan-kegiatan tersebut.
Meskipun model pengasuhan melalui BEA menawarkan banyak keuntungan, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan BEA berjalan sesuai dengan visi dan misi pesantren, serta tetap konsisten dalam menjalankan tugas-tugasnya. Mahasiswi yang tergabung dalam BEA juga perlu mendapatkan bimbingan yang memadai agar mereka dapat menjalankan peran kepemimpinannya dengan baik.
Untuk mengatasi tantangan ini, Pesantren Kampus Binbaz Putri secara berkala memberikan pelatihan kepemimpinan dan manajemen kepada anggota BEA. Selain itu, evaluasi rutin dilakukan untuk memastikan bahwa BEA bekerja sesuai dengan harapan dan tetap sejalan dengan nilai-nilai pesantren. Dukungan dan pengawasan dari pengurus pesantren juga penting untuk menjaga kualitas pengasuhan yang diberikan oleh BEA.
Kesimpulan
Manajemen pengasuhan melalui Badan Eksekutif Asrama di Pesantren Kampus Binbaz Putri terbukti mampu meningkatkan efektivitas pengasuhan, karena melibatkan mahasiswi secara aktif dalam mengelola kehidupan di asrama. BEA berperan dalam menjaga kedisiplinan, memberikan pembinaan karakter, dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan santri. Dengan dukungan yang tepat, model ini dapat menjadi solusi efektif untuk pengasuhan yang lebih terarah dan responsif terhadap kebutuhan mahasiswi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H