Meditasi baring bagi saya lebih mudah dilakukan sendiri dalam keadaan hening. Adanya nyanyian, suara nafas atau dengkuran peserta lain cukup mengganggu konsentrasi.Â
Maka perlu latihan rutin meditasi baring. Seperti halnya meditasi duduk, saat meditasi baring juga akan muncul sensasi pegal atau lainnya di beberapa bagian tubuh. Nikmati saja, hingga secara perlahan kita hanyut dałam tidur. Tentu ini bonus, ya. Bisa tidur siang dengan tenang dan nyenyak.
Sharing
Sesi terakhir dari seluruh rangkaian Day of Mindfulness adalah sharing. Peserta kembali dipisahkan secara usia. Masing-masing yang tergolong usia muda (di bawah 40 tahun) dan yang usia lanjut (lebih dari 40 tahun) akan dipandu oleh Bhante.Â
Peserta duduk melingkar dan secara bergantian menyampaikan perasaannya dan pengalamannya selama mengikuti Day of Mindfulness.
Saya bersyukur sekali bisa berhenti beberapa jam tanpa smartphone. Meskipun mulanya masih ada perasaan cemas, namun semakin lama malah lupa dan bisa menikmati meditasi ini.Â
Saya juga bersyukur, sebagai perempuan muslim diizinkan dan diterima untuk mengikuti kegiatan ini. Jujur, awalnya saya merasa tertekan karena secara tampilan paling berbeda.Â
Namun ternyata tidak ada pandangan atau perkataan yang menyinggung. Bahkan, di waktu ibadah siang saya diizinkan untuk melakukannya di ruangan terpisah.Â
Demikian, pengalaman saya mengikuti Day of Mindfulness sebagai langkah menjaga kewarasan di tengah gempuran teknologi yang semakin tidak sehat.Â
Praktik baik ini tidak berhenti di sini, tentunya menjadi PR untuk senantiasa rutin dilakukan baik sendiri maupun dengan mengikuti Day of Mindfulness di kesempatan berikutnya.Â
Semoga bermanfaat dan selamat mencoba melakukan detoks digital melalui Day of Mindfulness.