Mohon tunggu...
Laeli Nuraj
Laeli Nuraj Mohon Tunggu... Lainnya - Basic Education Research Team

Suka baca, ngopi, jalan pagi, dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Nostalgia Es Krim Jadul yang Masih Berjaya Sejak Era Kolonial Belanda

1 Agustus 2024   23:47 Diperbarui: 2 Agustus 2024   21:41 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruangan Toko Oen Semarang/dokpri

Siapa di sini yang kalau lagi sedih, ingin makan es krim. Kalau lagi senang, juga ingin makan es krim? Rasa-rasanya makanan olahan berbahan dasar susu yang dibekukan dengan gula dan campuran bahan lainnya memang cocok dinikmati di segala suasana. Menambah kebahagiaan dalam kebersamaan, menjadi obat kala kesepian.

Rasanya yang dominan manis, teksturnya yang lembut, dan sensasi dingin es, menjadikan dessert asal Tiongkok ini menjadi favorit semua kalangan. Dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga yang sudah lanjut usia pada umumnya menyukai es krim. 

Dewasa kini, jenis es krim semakin beragam. Varian rasa dan topping semakin beraneka rupa, menggugah selera siapapun yang menikmatinya. Kedai-kedai es krim semakin bertebaran di setiap sudut kota.

Di tengah maraknya perkembangan es krim, gelato dari Italia, Kulfi dari India, Soft serve dari Amerika, dan Rolled Ice cream dari Thailand, ternyata masih dijumpai old fashioned ice cream sejak era kolonial Belanda yang masih eksis dan berjaya sampai saat ini. 

Es Krim Toko Oen Malang

Sepanduk kain lawas bertuliskan "Welkom in Malang Toko OEN Die Sinds 1930 Aan De Gasten Gezelligheid Geeft" menyambut hangat setiap pengunjung yang datang. Berlokasi di kawasan Kayutangan Malang, Toko es krim yang didirikan oleh Opa dan Oma Oen selalu menjadi tujuan para wisatawan. 

Desain interior bergaya klasik dan vintage, meja kursi dari kayu dan rotan, serta warna bangunan yang didominasi hijau dan putih tulang, menciptakan suasana jaman dulu yang nyaman. 

Toko Oen Malang
Toko Oen Malang

Berbagai pilihan menu ditawarkan, dari makanan Eropa, oriental, hingga kudapan tradisonal. Sobat Kompas bisa temukan di sini.

Es Krim Toko Oen Malang/dokpri
Es Krim Toko Oen Malang/dokpri

Waktu saya berkunjung ke sana, saya memesan Peach Melba (sebelah kiri) dan Glace the Grand Marnier (sebelah kanan). Peach Melba berisikan es krim vanila, buah peach, dan topping whipped cream dan ceri. Sementara Glace the Grand Marnier terdiri dari dua cup es krim vanilla dan mocha, grand marnier, dengan topping whipped cream dan ceri serta dipercantik dengan chocolate wafer sticks. Rasanya unik, seger, manisnya tidak berlebihan. 

Bagi saya, harganya relatif mahal masing-masing Rp 45.000 dan Rp 65.000. Namun tidak ada salahnya sesekali mencoba es krim yang melegenda. Fyi, di sini tidak melayani pembayaran dengan e-money. 

Es Krim Toko Oen Semarang

Masih milik keluarga dan keturunan Oen, toko kue sekaligus restoran yang berada di Jalan Pemuda No. 52 berdiri sejak tahun 1936. Kesan lawas ditampilkan dari bangunan yang luas dengan pintu dan jendela yang besar serta dindinginya yang tebal. Konsep bangunan Belanda yang berlangit-langit tinggi dihiasi lampu gantung masih tetap dipertahankan. Pajangan foto dan lukisan yang menggambarkan suasana tempo dulu membawa pengunjung kembali ke masa lalu.

Etalase kaca dipenuhi beraneka kue-kue kering jadul dengan rasa yang autentik dan jajanan pasar yang menggiurkan. Sama halnya dengan Toko Oen Malang, di sini juga menyediakan berbagai menu pilihan masakan Barat, Chinese, dan tentu menu khas Indonesia. Lengkap dari appetizer, soup, salad, pasta, bermacam main course dan dessert es krim yang menjadi incaran.

Ruangan Toko Oen Semarang/dokpri
Ruangan Toko Oen Semarang/dokpri

Dari sekian banyak pilihan es krim yang cantik dan menarik, saya mencoba Oen's Symphony Ice Cream. Disajikan dengan galas jadul menyerupai bunga berisi 3 cup es krim dengan rasa dan warna yang berbeda. Pengunjung bebas memilih sesuai selera. Di atasnya disiram sirup dan whipped cream serta tambahan dua potong kue lidah kucing yang menambah rasa gurih.

Es Krim Toko Oen Semarang/dokpri
Es Krim Toko Oen Semarang/dokpri

Es Krim Tip Top Medan

Dari Semarang, kita terbang ke Medan. Jauh sebelum kemerdekaan, pada tahun 1929 berdiri sebuah restaurant, bakery, & cake shop bernama Jankie sesuai nama pemilikinya. Lalu, pada tahun 1934 Jankie diubah menjadi Tip Top yang bermakna Prima atau Sempurna. 

Berada di Kesawan, meskipun dihimpit rumah pertokoan tinggi menjulang, warna gedungnya yang didominasi merah pudar membuat Tip Top mudah ditemukan. 

Tip Top Medan/dokpri
Tip Top Medan/dokpri

Ketika memasuki pelataran, pramusaji siaga menyambut hangat sembari mengucap selamat datang. Segera menunjukkan tempat duduk bergaya lama dan memberikan menu makanan. Restoran yang menyajikan hidangan Indonesian food dan Chinese food masih mempertahankan resep-resep lama dengan cara pengolahan menggunakan tungku dan kayu bakar. Semakin menambah kenikmatan rasa di setiap masakannya. 

Suasana yang sedikit agak panas lantaran ruangan terbuka dan hanya menggunakan kipas angin, memang cocok untuk menikmati es krim. Apalagi datang di waktu sore hari, sepulang kerja, menikmati es krim bersama teman-teman atau keluarga. 

Saya mencoba Carmen Ice, es krim vanila dengan saus cokelat, potongan buah peach yang segar, dengan topping whipped cream dan ceri, serta taburan bubuk kacang. Perpaduan semuanya memunculkan rasa lezat yang unik. Pelan-pelan saya menikmatinya, seperti tidak rela jika habis segera. Tapi, es krim jenis begini cepat lumer sekali. 

Jika dibanding Toko Oen, harga es krim Tip Top jauh lebih murah. Carmen Ice dihargai Rp 27.000 saja. 

Es Krim Tip Top Medan/dokpri
Es Krim Tip Top Medan/dokpri

Over all, es krim jadul dari masa kolonial ini memiliki karakter yang hampir sama. Tekstur es krim sedikit kasar, manisnya cukup tidak membuat eneg, dan cepat lumer. Es krim jadul, nikmatnya mengajak kita bernostalgia.

Selain Toko Oen dan Tip Top, tentu masih banyak toko es krim legendaris yang masih berjaya. Ada Zangrandi di Surabaya, Sumber Hidangan di Bandung, dan Es Krim Tjan Njan di Jakarta. Dari sekian banyak toko es krim jadul, mana yang sudah pernah Sabat Kompas coba?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun