Mohon tunggu...
Laeli Nuraj
Laeli Nuraj Mohon Tunggu... Lainnya - Basic Education Research Team

Suka baca, ngopi, jalan pagi, dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Konsisten Ganti Nasi dengan Karbohidrat Kompleks Sejak 2019, Begini Tipsnya!

29 Juli 2024   22:06 Diperbarui: 30 Juli 2024   16:16 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lalapan | Dokumentasi pribadi

Ribuan tips dan cara diet bertebaran di media sosial. Dari diet mayo, diet keto, diet atkins, diet vegetarian, dan sebagainya. Dari sekian banyak ragam diet, manakah yang paling tepat?

Saya pikir, itu relatif. Suatu metode diet bisa efektif pada seseorang, namun belum tentu akan berlaku sama pada yang lainnya. Hal ini bergantung pada kondisi tubuh orang itu sendiri. 

Saya sendiri, sejak Juli 2019 melakukan diet dengan tujuan agar lebih sehat dengan mengatur pola makan, menu makanan, juga waktu makannya. Seperti halnya food combining yang kian digemari masyarakat dewasa kini. 

Dilatarbelakangi oleh kondisi fisik yang sering mudah lelah & mengantuk, masuk angin, migrain, dan adanya endometriosis atau kista cokelat yang mengakibatkan sakit nyeri luar biasa pada masa pra dan pasca menstruasi. Akhirnya muncul kesadaran bahwa harus ada yang diubah dari asupan yang masuk ke dalam tubuh. 

Mengikuti pola diet yang dipraktikan oleh Yulia Baltschun dengan mengkombinasikan dengan resep-resep dari dr. Zaidul Akbar. Berikut yang saya lakukan:

Menentukan Target Waktu

Tujuan dari diet yang saya lakukan adalah untuk membangun habit, maka diet ini saya targetkan selama 3 bulan pertama. Tidak perlu lama-lama agar tidak merasa terbebani, tapi juga jangan terlalu cepat. Kembali lagi, karena tujuannya adalah membangun habit.

Ganti Pola Makan

Selama 3 bulan pertama, saya mengurangi nasi putih, tepung (gluten), minyak goreng, gula, dan garam. Menggantinya dengan nasi merah, buah, sayur, olive oil, dan himalayan salt. Saya tidak menghitung defisit kalori, karena bagi saya itu ribet. 

Nasi Merah | Dokumentasi pribadi
Nasi Merah | Dokumentasi pribadi

Bertahap

Dalam melakukan diet ini, saya tidak serta merta langsung tidak makan nasi.
Minggu 1-2
Makan pagi: Infused water, buah, sayur
Makan siang: makan nasi putih atau makan apa saja tapi dengan porsi yang dikurangi
Makan malam: Infused water, buah, sayur

Minggu 3-4
Makan pagi dan makan malam dengan menu yang sama
Makan siang mulai mengganti dengan nasi merah.

Siklus ini akan berulang di bulan kedua dan ketiga. Namanya mengubah pola makan, harus pelan-pelan dan bertahap. Banyak yang gagal diet karena melakukannya dengan ekstrim dan menyiksa batin. Ketika di minggu pertama sudah tidak makan nasi, yakinlah akan ada masa untuk balas dendam, makan sebanyak mungkin dengan kalap, dan akhirnya gagal. 

Minggu 5-8
Mulai malas membuat infused water dan merasa tidak cocok dengan nasi merah. Namun saya tetap makan buah pepaya setiap pagi. Awalnya tidak suka pepaya sama sekali, namun sadar akan manfaatnya yang sangat baik untuk pencernaan dan mampu membersihkan usus kita yang kotor, lama-lama jadi doyan dan menjadi comfort food hingga kini. 

Papaya | Dokumentasi pribadi
Papaya | Dokumentasi pribadi

Pilih Buah dan Sayur yang Paling Disukai dan Mudah Didapatkan

Dalam pemilihan buah, hal penting yang perlu diperhatikan adalah golongan buah masuk dalam ketegori buah manis, acid, atau sub-acid. Buah yang tergolong sub-acid dapat dimakan bersamaan dengan buah manis atau buah acid. Namun, buah manis dan buah acid tidak disarankan untuk dimakan secara bersamaan. Dampaknya bisa menimbulkan gangguan pencernaan.

Fruit Combining | Radiantrachels.com
Fruit Combining | Radiantrachels.com

Banyak iklan diet yang menggambarkan menu sehat seperti salad atau menu makanan dari luar. Itu tidak salah, tapi apakah cocok di lidah kita? Apakah mudah dijangkau?

Saya sendiri lebih nyaman dengan sayur rebusan sederhana seperti pecal, urap, dan lalapan. Untuk mendapatkannya pun mudah, karena sayuran-sayuran tersebut bisa saya dapatkan di warung atau pasar-pasar terdekat. Cara masaknya pun mudah dan harganya murah.

Sayur rebusan | Dokumentasi pribadi
Sayur rebusan | Dokumentasi pribadi

Perbaiki Waktu Makan

Makanlah 4 jam setelah bangun hingga 4 jam sebelum tidur. Penting memberi waktu istirahat untuk alat pencernaan kita. Lakukan perbaikan waktu makan secara bertahap juga. Misal, minggu pertama makan pagi 2 jam setelah bangun, minggu kedua makan pagi 3 jam setelah bangun, dan seterusnya. Begitu juga dengan makan malam.

Minggu 9-12 badan saya sudah mulai terbiasa dengan pola makan superti itu. 

Minta Dukungan Orang Terdekat

Tantangan terbesar ketika memulai diet ini adalah meyakinkan orang-orang sekitar terutama orang tua bahwa apa yang kita lakukan adalah hal baik. Perlu berulang kali mengedukasi agar setidaknya mereka mengerti hingga akhirnya bisa mendukung. Kekhawatiran orang tua pada umumnya, ketika tidak makan nasi maka akan kelaparan dan menyebabkan sakit.

Selanjutnya adalah teman-teman kerja. Tidak jarang saya mendapat perkataan yang kurang enak hanya karena tidak makan nasi. Diragukan kecukupan kebutuhan karbohidratnya. Padahal buah-buah yang saya konsumsi serta umbi-umbian rebus juga mengandung karbohidrat yang justru lebih kompleks, lebih mengenyangkan dan memberikan energi lebih lama. Jadi ketika ada perkataan-perkataan yang menyakiti hati, tidak perlu membalas. Ceritakan saja alasannya dan mohon dukungan agar bisa konsisten. Tentu ini bukan hal mudah, ya. 

Cara diet seperti ini sangat efektif di tubuh saya. Badan terasa lebih ringan, fit, dan lebih energic. Dapat bonus turun berat badan 5 kg. Hingga kini, saya masih terus menjaga pola makan seperti ini. Meskipun, sesekali mencoba makan nasi jika sedang ingin sekali. Saya tidak membatasi makanan apapun selama itu halal, hanya saja makannya di waktu siang dengan porsi yang tidak berlebihan. 

Terakhir, sebelum menentukan metode diet yang akan dilakukan, perlu kenali tubuh terlebih dahulu, perbanyak membaca dan atau menonton YouTube.

Semoga bermanfaat, Salam sehat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun