Mohon tunggu...
LAELATUL RIZQI M
LAELATUL RIZQI M Mohon Tunggu... Mahasiswa - Laelatul

Nama saya Laelatul Rizqi Maulidaningrum, biasa dipanggil Lala, saya lahir pada tanggal 02 Juni 2002 di Banyumas, sekarang saya sedang menempuh pendidikan S1 Program Studi Hukum Ekonomi Syariah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa sebagai Sumber Pupuk Organik Ramah Lingkungan

25 Agustus 2023   18:30 Diperbarui: 25 Agustus 2023   19:10 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMANFAATAN LIMBAH SABUT KELAPA SEBAGAI SUMBER PUPUK ORGANIK RAMAH LINGKUNGAN

Oleh Mahasiswa KKN Kolaborasi UIN SAIZU Purwokerto dan UIN SUKA Yogyakarta,Kelompok 30 Desa Karangendep Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas. 

Pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair berbahan dasar sabut kelapa (POC) adalah program kerja unggulan yang dilakukan oleh

mahasiswa KKN 52 Kelompok 30 kolaborasi UIN Saizu Purwokerto dan UIN Suka

Yogyakarta di Desa Karangendep, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas. Pupuk organik Cair merupakan pupuk yang berbahan dasar sabut kelapa, dan campuran larutan gula merah, EM4, dll. Proses  pembuatan pupuk ini dilakukan secara alami melalui proses fermentasi, sehingga menghasilkan larutan hasil pembusukan yang bisa digunakan untuk pupuk dan diaplikasikan ke tanaman. 

Program kerjan uggulan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) ini dilaksanakan pada hari Senin, 14 Agustus 2023. Program kerja ini ditentukan oleh mahasiswa KKN 52 kelompok 30 setelah kurang lebih selama 1 minggu berada di Desa Karangendep. 

Program kerja ini ditujukan kepada kelompok tani untuk membantu mempercepat tumbuhnya tanaman, dengan adanya program kerja pembuatan POC mahasiswa KKN 52 kelompok 30 berharap petani mampu memproduksi dan menggunakannya dengan baik. POC ini dapat melengkapi kebutuhan unsur hara pada tanaman dan penggunaan pupuk kimia dapat diminimalisir.

Desa Karangendep memiliki banyak sekali lahan perkebunan kelapa dan para pengepul sabut kelapa yang dapat berpotensi menjadi pupuk organik. Sabut kelapa inilah yang menjadi bahan utama pembuatan pupuk organik cair. Sabut kelapa kering yang telah dipotong kecil - kecil dicampur dengan EM4, larutan gula merah,dan air. Bahan-bahan tersebut diletakan dalam satu wadah yang tertutup rapat lalu difermentasi selama 14 hari, kemudian dilakukan pengecekan dengan cara membuka tutup POC setiap pagi hari selama 14 hari.

Pembuatan pupuk organik cair memerlukan bantuan dari kelompok tani yang ada di Desa Karangendep serta pemateri yang telah diundang yaitu Sumaryo dan Dwi Ridha Ratih P.

Bantuan tersebut berupa penyampaian materi tentang pupuk organik cair serta kontribusi petani dalam proses pembuatan pupuk organik cair dan menyediakan lahan yang akan dilakukan untuk penyemprotan POC. Pupuk organik cair ini memiliki peluang yang cukup besar untuk mengurangi penggunaan pupuk berbahan kimia, sehingga ketua kelompok tani Desa Karangendep bersedia melanjutkan program kerja ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun