Ada hadits lain tentang akhir puasa:
"Umar meriwayatkan bahwa,Rasulullah SAW berkata, "Ketika matahari mendekat di sisi ini dan hari mundur di sisi itu dan matahari terbenam, dia yang berpuasa telah mencapai waktu berbuka."(Muslim,Bukhari)
Jadi menurut definisi standar waktu sholat dan puasa, interval sholat Isya dan Subuh dimulai pada malam hari dan siang hari, jeda waktu Zuhur yang diizinkan biasanya dimulai ketika matahari telah melewati meridian yaitu ketika bayangan benda apa pun telah diamati meningkat. Interval Ashar dimulai ketika bayangan bertambah dua kali lipat panjang objek atau hingga matahari terbenam dan interval Maghrib dimulai setelah matahari terbenam. Jadi waktu shalat lima waktu dalam Islam didefinisikan dalam istilah fenomena astronomi.
Dengan demikian, batas-batas interval yang diperbolehkan untuk salat ditentukan dalam kaitannya dengan posisi tampak matahari di langit relatif terhadap ufuk setempat. Waktu mereka bervariasi sepanjang tahun dan tergantung pada garis lintang terestrial, bila diperhitungkan dalam hal meridian selain meridian lokal, ini juga tergantung pada garis bujur terestrial. Oleh karena itu seorang Muslim, untuk menentukan waktu shalat dan puasa, harus mengetahui garis bujur, garis lintang, proses dan teknik pengukurannya serta penggunaannya untuk menentukan waktu shalat. Untuk tujuan ini, mereka harus mengetahui matematika seperti, aritmatika, geometri, trigonometri dan trignometri bola. Para cendekiawan Muslim menemukan dan menggunakan trigonometri bola untuk mengatasi kebutuhan agama ini.
Arah Kiblat
Ka'bah adalah tempat suci Islam yang paling terkenal yang disebut Baitullah, terletak di tengah masjid agung di Mekah. Muslim di seluruh dunia diperintahkan untuk menghadap ke arah suci kiblat selama mereka solat. Ditentukan oleh Quran sebagai: (Al-Baqara, 2: 144):
                                                                                                                 Â
"Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram."
Seperti hadits Rasulullah SAW, yaitu:
"Jika kamu berdiri untuk sholat, pertama-tama berwudhu kemudian berdiri menghadap kiblat." (Shahih Muslim, Kitab-ul-Salat)
Masjid-masjid berorientasi ke arah kiblat, mehrab atau ceruk sholat di masjid masjid menunjukkan arah kiblat. Tradisi Islam lebih lanjut mengatur bahwa orang yang melakukan tindakan tertentu seperti membaca Al-Qur'an, mengumandangkan adzan (azan), ritual penyembelihan hewan untuk makanan, harus berdiri di arah kiblat. Dengan demikian umat Islam telah berorientasi spiritual dan fisik terhadap Ka'bah dan Mekah dan karenanya arah kiblat memiliki kepentingan mendasar dalam kehidupan mereka. Konsekuensinya umat Islam harus mengetahui arah kiblat untuk membantu penyelenggaraan berbagai aspek ritual keagamaan dalam Islam. Tapi perhitungan arah kiblat adalah masalah matematika geografis murni dan penentuannya tidak mungkin tanpa pengukuran koordinat geografis dan arah perhitungan satu lokasi dari yang lain dengan prosedur geometri, trigonometri dan bola.