Mohon tunggu...
Laelasari
Laelasari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Politeknik Stibisnis Tegal

Penulis bernama lengkap Laelasari, lahir di Brebes, Jawa Tengah pada tanggal 21 November 2003. Penulis merupakan anak kesatu dari tiga bersaudara. Penulis memulai pendidikannya di SD N Pruwatan 03 (2009-2015), kemudian menempuh pendidikan di SMP N 02 Bumiayu (2015-2018) dan jenjang selanjutnya di SMA Islam Ta’allumul Huda Bumiayu (2018-2021). Pada tahun 2021 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Politeknik Stibisnis Tegal, program studi Diploma 3 Akuntansi. Penulis dapat dihubungi melalui email laelasar2003@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sore Keakraban sebagai Penjalin Silaturahmi Antar Mahasiswa Rantau

9 Januari 2024   19:04 Diperbarui: 9 Januari 2024   19:11 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ilmu pengetahuan sangat penting bagi anak remaja. Apalagi bagi anak remaja yang baru lulus SMA/SMK pasti mereka bingung untuk melanjutkan pendidikan kemana, sedangkan untuk melanjutkan pendidikan diperguruan tinggi ada dua pilihan, yaitu; pilihan untuk mencari universitas yang dekat dari tempat tinggal atau universitas yang jauh dari tempat tinggal. 

Tetapi, kebanyakan remaja memilih untuk melanjutkan pendidikan sesuai dengan keinginan dan impian yang jauh dari tempat tinggal. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk menambah ilmu pengetahuannya sesuai dengan universitas perguruan tinggi yang mereka impikan dan harus tinggal jauh dari keluarga dan keluar dari tempat daerah asalnya.

Dengan keputusan yang dilakukan remaja ini sering disebut dengan mahasiswa rantau. Suatu bentuk tantangan bagi mahasiswa rantau yaitu meninggalkan tempat daerah asalnya dengan tujuan kuliah dalam waktu yang lama. 

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Devinta (2015, h.25) bahwa mahasiswa perantau yaitu mahasiswa yang berasal dari lingkungan yang secara budaya berbeda dengan daerah tempat perantauan, mereka datang dengan tujuan kuliah, menetap dalam kurun waktu tertentu atau untuk jangka waktu lama. Mahasiswa perantau dalam proses menempuh pendidikan di perguruan tinggi tentunya memiliki tantangan yang berbeda dari mahasiswa yang bukan merantau.

Tantangan untuk mahasiswa rantau yaitu beradaptasi dengan lingkungan baru. Dengan tempat dan suasana yang baru tentunya mereka harus melakukan adaptasi terlebih dahulu dengan lingkungan sekitarnya. Adaptasi merupakan proses yang dilakukan oleh anak rantau untuk menyesuaikan dirinya sesuai keadaan yang ada. 

Penyesuaian diri disetiap lingkungan juga tidak semudah yang kita bayangkan, karena penyesuaian diri pada lingkungan yang baru mereka harus memahami karakteristik lingkungan yang ada dan tentunya berbeda dari tempat daerah asalnya. Seperti mereka harus memahami gaya bahasa yang berbeda maka ia belajar untuk menyesuaikan dirinya sesuai dengan keadaan lingkungan sekitarnya. 

Adaptasi ini sangat penting bagi mahasiswa rantau karena dengan beradaptasi dapat menyesuaikan dirinya dengan keadaan lingkungan dan belajar menempatkan diri dari masyarakat yang ada disekitarnya agar dapat bertahan hidup. 

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa adaptasi sangat diperlukan agar dapat merasakan suasana yang menyenangkan dan rasa nyaman dalam sebuah lingkungan terutama bagi mahasiswa rantau yang akan tinggal dalam jangka waktu yang lama dalam lingkungan tersebut. 

Pernyataan ini juga sesuai dengan pendapat Gerungan “adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan, penyesuaian ini dapat berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan lingkungan, juga dapat berarti mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan pribadi” (dalam Winata. 2014:13).

Dengan adanya adaptasi tentu kita berekspektasi untuk mendapatkan teman baru yang berasal dari tempat daerah anak rantau tersebut, dengan tujuan agar mereka bisa tau lebih banyak tentang daerah, budaya dan bahasa yang baru dan bisa membantu ketika mereka kebingungan dengan keadaan yang ada. Namun, pada realitanya tidak sesuai dengan ekspektasi. 

Mereka berekspektasi mendapatkan teman baru yang sesuai dengan daerah asalnya agar bisa membantu dan mengarahkan ketika mereka kebingungan, tetapi realitanya mereka malah dikucilkan oleh teman barunya karena tidak tau arah yang ingin dituju. Bukannya itu hal yang wajar untuk anak rantau yang baru tinggal didaerah yang baru dan mau minta tolong untuk tujukan arah tersebut? 

Mahasiswa rantau bukan hanya dikucilkan saja, tetapi mahasiswa rantau juga dicap sebagai seseorang yang tidak mendapatkan aturan dan kasih sayang oleh orang tuanya sehingga dapat bergaul dengan bebas. Pada realitanya, bagi mahasiswa rantau tentu banyak aturan dan tanggung jawab yang lebih besar pada dirinya sendiri, tentunya tujuan untuk jauh dari orang tua untuk belajar mandiri tidak bergantung pada orang tua.

Dengan adanya kasus seperti diatas, mahasiswa rantau memutuskan untuk mencari teman sesuai dengan kondisi yang sama seperti yang mereka alami agar tidak merasa dikucilkan dan direndahkan oleh orang lain. Dan solusi yang mereka buat adalah dengan cara menyelenggarakan sebuah acara yaitu acara “sore keakraban sebagai penjalin silaturahmi antar mahasiswa rantau”. 

Acara tersebut hanya diikuti oleh mahasiswa rantau dengan tujuan agar bisa menjalin silaturahmi antar mahasiswa rantau, pengenalan satu sama lain, pengenalan budaya baru, mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi, meningkatkan kepercayaan diri,dan tentunya mengurangi tingkat kesetresan mahasiswa rantau.

SEMANGAT BUAT MAHASISWA RANTAU!!

“TIDAK MASALAH JIKA KALIAN DIKUCILKAN DAN DIREMEHKAN KARENA KESUKSESAN BERAWAL DARI MULUT YANG MEREKA LONTARKAN”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun