Kemarahan yang seperti inilah yang justru lebih berbahaya karena dapat menimbulkan perasaan dendam dan sakit hati berkepanjangan. Hal ini jika terus dialami, maka akan mempengaruhi kehidupan sang anak ketika sudah berkeluarga.Â
2. Percaya diri yang rendah
Anak-anak yang tumbuh tanpa peran ayah cenderung akan lebih introvert. Mereka akan cenderung menutup diri dari orang lain dan merasakan minder. Mereka merasa berbeda dengan anak-anak lainnya karena tidak merasakan pengalaman kebersamaan dengan ayah seperti anak-anak lainnya.Â
Mereka cenderung tidak menjadi diri sendiri ketika di hadapan teman-temannya. Hal ini jika tidak teratasi, dapat berakibat fatal. Anak-anak yang kurang kasih sayang kebanyakan lari ke jalanan dan terjerumus dalam pergaulan bebas. Seperti minum minuman keras, tawuran, bahkan narkoba.Â
3. Cenderung lebih mudah berbuat onar
Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa bagi anak laki-laki ayah adalah sosok role model dan panutan baginya. Namun jika perannya tidak ada, maka anak tentu saja kehilangan panutan. Hal ini berdampak pada perilakunya di sekolah maupun di kehidupan sosial masyarakat. Ada yang berbuat onar di sekolah, ada pula yang anjlok nilai akademisnya. Dalam kehidupan sosial, bisa saja mencuri, menjambret, begal, dsb.
Kesiapan secara fisik dan mental sangat penting sebelum memutuskan untuk menikah dan menjadi orangtua. Untuk dapat menurunkan fenomena fatherless di Indonesia, maka perlu dibangun kesadaran yang tinggi bahwa anak merupakan tanggung jawab kedua orangtuanya. Baik dalam urusan fisik maupun psikologis mereka. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk mempelajari ilmu parenting.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H