Hal tersebut rupanya menjadi pilihan yang sangat tepat karena memang terbukti mampu menarik minat para pembeli. "Soalnya ini kan konsepnya prasmanan, bisa ngambil sepuasnya, jadi ya menarik dan lumayan bisa ngambil buah apa saja yang kita suka" ungkap Dhila, salah satu pembeli saat ditanya alasannya mengapa membeli es buah prasmanan tersebut.Â
Selain menarik karena bisa mengambil suka-suka, konsep prasmanan ini juga dapat meminimalisir mubazir. Mengapa demikian? Karena pembeli diperbolehkan untuk mengambil dan memilih sendiri buah apa saja yang diinginkannya. Hal ini tentu saja akan lebih memastikan pembeli mengambil buah yang memang disukainya, sehingga bisa dipastikan akan termakan seluruhnya. Berbeda dengan es buah yang memang pada umumnya sudah disajikan dalam satu porsi oleh penjual, akan ada kemungkinan sisa buah yang tidak dimakan karena mungkin tidak disukai oleh pembeli.Â
Misalnya saja jika dalam satu porsi es buah yang tidak menggunakan konsep prasmanan, sudah disajikan dengan isian buah melon, semangka, mangga, anggur, dan pepaya. Bisa saja ada pembeli yang kebetulan tidak menyukai buah pepaya, otomatis ia akan menyisakan buah pepaya nya dan tidak memakannya. Pembeli memang bisa saja request buah apa saja yang tidak ia sukai, tetapi hal ini tentu saja kurang efisien karena penjual bisa saja lupa sebab banyak nya pembeli.
Dengan kelebihannya yang mampu menarik minat para pembeli, tentu saja konsep prasmanan ini akan sangat berpengaruh pada omset penjualan. Andrea menyebut, keuntungan yang didapat jauh lebih besar saat ia menerapkan konsep prasmanan pada es buah yang dijualnya, "Kalau sebelumnya saat saya berjualan es biasa setiap hari Minggu di Sunmor, dalam satu hari bisa mencapai tiga juta. Tetapi saat ini, dengan konsep prasmanan seperti ini dan di momen Ramadhan, saya bisa dapat omset tiga kali lipatnya".
Konsep yang mampu menarik minat pembeli ditambah dengan lengkapnya buah-buahan yang disajikan, menjadikan tenant ini selalu ramai diserbu oleh pembeli. Apalagi es buah memang menjadi salah satu minuman yang disukai oleh semua kalangan. Bagaimana, apakah Kompasianer tertarik untuk membelinya? Atau tertarik untuk menerapkan ide konsep prasmanan nya nih?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H