Filosofi Teras merupakan buku non fiksi kategori self improvement karya Henry Manampiring, diterbitkan oleh PT Kompas Media Nusantara. Buku ini memuat konsep hidup bahagia yang didasarkan pada praktisi filsafat stoa. Buku ini membahas filsafat stoa yang erat kaitannya dengan dikotomi kendali.Â
Stoa mengajarkan kita untuk mencermati empat jenis emosi negatif yang menjauhkan kita dari kebahagiaan yaitu iri hati, takut, kecewa, dan kesenangan. Didalamnya terdapat berbagai filosofi yang sangat relevan jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan sifatnya kontekstual terhadap zaman sekarang. Lebih dari itu, didalamnya mengangkat cara mengatasi permasalahan kehidupan dengan bertindak secara rasional dengan mengolah emosi negatif.
Filosofi Teras menceritakan tentang filsafat Yunani-Romawi kuno yang bisa membantu kita mengatasi emosi negatif dan menghasilkan mental yang tangguh dalam mengahadapi naik turunnya kehidupan. Buku ini sangat cocok untuk generasi milenial dan Gen-Z yang ingin mengubah dirinya menjadi lebih tangguh dan bagi siapapun yang penasaran dengan buku Filosofi Teras.Â
Bahasa yang digunakan ringan dan mudah dipahami. Didalam buku ini juga terdapat jenaka dan disertai ilustrasi yang menarik sehingga membuat kita tidak bosan untuk membacanya. Hal yang menarik dari Filosofi Teras yakni kita dapat mengetahui definisi Filosofi Teras dan bagaimana pengaruhnya di masa kini, bagaimana cara kita hidup selaras dengan alam, apa itu dikotomi kendali, dan bagaimana cara kita memperkuat mental.
Apa yang dibahas di buku Filosofi Teras?
Apakah kamu sering merasa khawatir akan banyak hal? baperan? susah move-on? mudah tersinggung dan marah-marah di sosial media maupun dunia nyata? Tantangan dan rintangan hidup itu akan selalu ada, kita bisa menghadapinya dengan mental yang tangguh. Filosofi Teras tidak menjanjikan rahasia menghilangkan segala kesulitan dan tantangan hidup, tetapi justru menawarkan cara membangun mental yang tangguh dan menenangkan.
Awal dari buku ini ialah menceritakan tentang survei kekhawatiran nasional yang semakin masif dan menyajikan tentang sedikit kehidupan si penulis yang dipenuhi oleh emosi negatif. Survei ini menanyakan tingkat kekhawatiran responden terhadap kehidupan secara umum dan beberapa aspek hidup yang umum bagi generasi milenial, yaitu kelahiran tahun 1980-2000. Kemudian, lebih dari 2.000 tahun yang lalu mazhab filsafat menemukan akar dari permasalahan dan juga solusi dari banyaknya emosi negatif yang disebut dengan Stoisisme atau Filosofi Stoa.Â
Tetapi penulis lebih memperkenalkan dengan sebutan "Filosofi Teras" yakni filsafat Romawi-Yunani Kuno yang bisa membantu kita dalam menghadapi emosi yang negatif dan menghasilkan mental seseorang menjadi tangguh dan kuat dalam menghadapi kerasnya kehidupan saat ini.
Buku Filosofi Teras sangat berbeda dengan buku filsafat lainnya sebab Filosofi Teras (Stoa) digambarkan dengan analogi kejadian yang nyata di kehidupan sehari-hari. Hal yang menarik dari Filosofi Teras ini terletak dari tujuannya yaitu hidup dalam ketenangan dan terbebas dari emosi negatif.Â
Oleh karena itu, pada setiap bab Filosofi Teras banyak sekali pelajaran yang dapat kita ambil, salah satunya yaitu dalam menjalani kehidupan harus selaras dengan alam. Di mana kehidupan itu harus berjalan sesuai kehendak pencipta-Nya dan selaras dengan alam yang artinya kita harus mengandalkan akal kita agar tidak terbawa arus yang menyimpang. Manusia harus hidup selaras dengan alam jika ingin hidup yang baik. Apalagi sekarang ini banyak di antara kita yang menggunakan media sosial dan sering ditemukan informasi atau berita hoaks, sehingga kita tidak boleh terbawa emosi dan tidak boleh baperan.
Pada prinsipnya filosofi teras mengajarkan kita bagaimana membentuk pola pikir, mengemosikan, dan mereaksikan kendali diri terhadap hal-hal eksternal. Dari buku filosofi teras kita belajar menjadi pribadi yang harus siap menerima kenyataan buruk sekalipun, berusaha berpikir positif untuk menghindari energi negatif, sumber kebahagiaan berada pada diri kita sendiri, membantu kita untuk memilah mana masalah yang bisa dikendalikan dan tidak bisa dikendalikan.Â
Satu hal yang harus diingat, kita jangan terlalu memikirkan hal yang belum terjadi ke depannya, biarkan berjalan sebagaimana mestinya, namun tetap diiringi dengan usaha supaya mendapat hasil yang maksimal. Secara keseluruhan buku ini menarik dan recommended banget untuk dibaca.
Ayo baca buku Filosofi Teras!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H