3. Membuat lubang biopori
Prinsip lubang biopori sebenarnya tidak berbeda jauh dengan sumur resapan. Intinya sama-sama mengembalikan air ke dalam tanah dan membuat tabungan air hujan. Hanya saja, jalannya agak sedikit berbeda. Lubang biopori ini lebih pada pemanfaatan lubang dalam tanah untuk tempat perkembangbiakan organisme tanah.
Ketika organisme dalam tanah seperti cacing hidup dengan baik, maka mereka akan menyuburkan tanah dan secara langsung akan membuat tumbuhan yang hidup di atasnya pun semakin subur.Â
Cacing dalam tanah juga berperan dalam membuat pori-pori tanah semakin banyak dan itu berarti dapat membuat penyerapan air hujan menjadi lebih cepat masuk dalam tanah. Dan ketika itu semua berjalan, maka setidaknya air hujan tidak terlalu banyak menggenang dalam permukaan tanah.
Untuk membuat lubang biopori, hanya diperlukan bor tanah dan saringan untuk menutup permukaan lubang. Caranya adalah dengan mengebor tanah dengan diameter sekitar 10-20 cm, dan dengan kedalaman sekitar 1-1,5 meter. Lubang ini kemudian diisi dengan sampah organik seperti dedaunan dan sisa-sisa bahan makanan.
Kompos yang terbentuk dalam digunakan menjadi pupuk tanaman. Proses ini dapat dilakukan berulang kali. Dengan demikian, secara tidak langsung, lubang biopori pun berfungsi sebagai tempat penampungan sampah organik sehingga dapat dimanfaatkan dengan lebih baik.Â
Sedangkan air yang tersimpan dalam tanahnya dapat menjaga kelembapan tanah, sekalipun sedang dalam musim kemarau.
Bagaimana? Sudah siap untuk menghemat air dan menabungnya untuk dapat digunakan pada saat kemarau tiba? Yuk, lakukan dalam hal yang paling sederhana dahulu. Dimulai dari diri kita, dari sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H