Mohon tunggu...
Ladynoel
Ladynoel Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ternyata Parasetamol Bisa Membahayakan Janin

22 Maret 2017   20:57 Diperbarui: 23 Maret 2017   05:00 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : http://cdn.mamamia.com.au

Selama ini kita tentu sudah sangat familier dengan parasetamol, salah satu jenis obat golongan analgesik anti piretik yang dikatakan aman untuk segala usia dan segala kalangan, termasuk untuk ibu hamil dan anak-anak.

Mungkin sedikit dikutip dulu...

Obat dikatakan sebagai analgesik artinya obat tersebut memiliki kemampuan meredakan nyeri. Dan dikatakan anti piretik artinya memiliki kemampuan menormalkan suhu tubuh yang tinggi.

Begitu lazimnya obat parasetamol diberikan untuk ibu hamil. Obat ini kerap diresepkan khusus oleh dokter untuk membantu mengatasi keluhan pusing dan demam yang memang kerap menyerang ibu hamil. Sebagian ibu hamil memang mengalami gangguan seperti rasa pusing, migrain dan keluhan demam seperti “masuk angin”. Salahkan perubahan hormonal yang sedang mereka alami sehingga kondisi mereka menurun seperti demikian.

Yang ternyata belum banyak disadari, ternyata parasetamol juga bisa berbahaya untuk perkembangan janin. Setidaknya demikian yang diungkapkan oleh seorang pakar genetik epidemiologi dan genetik statistik dari the University of Bristol England, Dr. Evie Stergiakouli.

Menurut dr Evie, wanita hamil yang mengkonsumsi parasetamol dengan tidak bijak akan beresiko mengalami gangguan pada perkembangan otak janin dalam kandungan mereka. Ini akan berpengaruh pada kemampuan kognitif dan perilaku anak mereka nantinya.

Sebagaimana dijelaskan di sini, sebuah riset besar yang dijalankan selama lebih dari 7 tahun dan melibatkan sekitar 8000 sampel wanita hamil yang tergabung dalam dalam the Avon Longitudinal Study of Parents and Children, membuktikan bagaimana parasetamol terbukti kuat mempengaruhi kemampuan dan perkembangan otak janin.

Riset yang dikembangkan langsung oleh Dr. Evie Stergiakouli ini dipresentasikan dalam jurnal bertajuk Association of Acetaminophen Use During Pregnancy With Behavioral Problems in Childhood dalam JAMA Pedriatics tahun 2016.

Riset ini dijalankan dengan metode questioner pada ibu hamil yang menginjak usia 18 minggu dan 32 minggu. Kemudian questioner berikutnya diberikan pada saat ibu tersebut sudah melahirkan di tahun ke 5 dan ke 7 pasca persalinan.

Dari persebaran questioner ini didapatkan hasil bahwa 53% wanita hamil mengaku telah mengonsumsi parasetamol pada saat minggu ke 18 usia kehamilan dan 42 % kembali mengkonsumsi parasetamol ketika memasuki minggu ke 32.

Pada dasarnya, angkanya relatif sedang untuk menghitung wanita yang berani mengkonsumsi parasetamol pada masa kehamilan. Keberanian wanita untuk kembali mengkonsumsi parasetamol ditunjukan dengan prosentasi 86%, bagi wanita yang mengaku kembali mengkonsumsi parasetamol pada masa pasca persalinan.

Ini masuk akal,mengingat sejumlah riset pendahuluan yang melibatkan tikus sebagai sampel memang sudah menunjukan paparan berlebihan dari parasetamol akan menyebabkan kondisi ADHD. Gangguan pada perkembangan otak yang menyebabkan anak mengalami keterlambatan kemampuan kognitif, komunikasi dan kecenderungan hiperaktif serta emosi yang sulit terkendali.

Dan riset oleh Dr Evie ini menguatkan temuan tersebut. Karena dari laporanny ditemukan kasus anak hiperaktif dan keluhan emosional sebanyak 31% dari total sampel dan 2/3 dari angka tersebut terjadi pada anak yang berasal dari ibu hamil yang lebih aktif mengkonsumsi parasetamol di usia kehamilan 18 minggu dan 32 minggu.

Untuk catatan, usia kehamilan 18 minggu dan 32 minggu adalah usia dimana janin tengah mengalami masa-masa perkembangan otak yang paling signifikan. Pada usia 18 minggu, janin sedang membentuk jaringan dasar dari otak sedang pada usia 32 minggu janin sedang menyempurnakan bentuk jaringan saraf, neurotransmitter dan jaringan kelenjar hormonal pada otak.

Sebenarnya sebelum riset  yang dikembangkan oleh Dr Evie Stergiakouli ini dipublikasikan, sebuah riset sejenis yang lebih masif dikembangkan oleh pemerintahan Denmark sepanjang tahun 1996 sampai 2002 terhadap 65 ribu wanita hamil di negeri itu.

Hasilnya memang senada dengan riset tahun 2016 yang membuktikan bahwa parasetamol memiliki pengaruh buruk pada perkembangan otak janin.Bahkan dalam riset ini ditarik kesimpulan kuat akan pengaruh parasetamol dalam menyebabkan anak ADHD. Riset ini mengklaim setidaknya 37% anak dari ibu dengan pola konsumsi parasetamol yang tidak terkendali akan mengalami keluhan ADHD atau Attention-Deficit Hyperactivity Disorder.

Apa sebenarnya yang terjadi?

Kinerja parasetamol adalah dengan memberikan efek kamuflase pada sinyal-sinyal pada otak yang menyebabkan sistem saraf tidak membentuk reaksi mekanis tubuh, termasuk demam. Termasuk pula memblokade sinyal nyeri hingga efek nyeri bisa teredam.

Keberadaan parasetamol akan menyebabkan perubahan pada kondisi kimiawi dan hormonal pada otak. Pada kondisi normal ini sama sekali bukan masalah, namun ketika  komponen parasetamol terserap pada janin, maka kinerja ini akan merusak kondisi otak tidak sempurna dari janin.

Bukan hanya mempengaruhi secara negatif perkembangan otak janin, kinerja parasetamol terhadap sistem sinyal tubuh, fungsi-fungsi enzim dan hormon ternyata juga diduga akan menyebabkan beberapa kondisi autoimun pada bayi. Meski dugaan ini masih membutuhkan riset mendalam untuk memastikannya.

Ok final question...

Bolehkah wanita hamil mengkonsumsi parasetamol?

Dalam kondisi tidak terdesak, sebaiknya Anda menghindari parasetamol sebagai obat harian Anda. Bilapun dokter meresepkan obat ini pada Anda, pastikan Anda mengkonsumsinya dalam kadar lebih rendah atau sebaiknya Anda konsumsi saat terdesak saja. Jangan coba-coba memutuskan sendiri mengkonsumsi obat apapun tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Anda bisa membantu mengatasi efek sakit kepala atau demam dengan mengkonsumsi herbal yang dikatakan aman untuk ibu hamil seperti teh jahe hangat. Jahe selain baik untuk melancarkan sirkulasi darah yang notabene baik untuk keluhan pusing dan sakit kepala, juga membantu menormalkan suhu tubuh dengan aman.  Jahe juga baik untuk wanita hamil yang mengeluh mual dan merasa limbung. Tambahkan madu dan sedikit jeruk nipis untuk membantu tubuh Anda lebih segar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun