Ini masuk akal,mengingat sejumlah riset pendahuluan yang melibatkan tikus sebagai sampel memang sudah menunjukan paparan berlebihan dari parasetamol akan menyebabkan kondisi ADHD. Gangguan pada perkembangan otak yang menyebabkan anak mengalami keterlambatan kemampuan kognitif, komunikasi dan kecenderungan hiperaktif serta emosi yang sulit terkendali.
Dan riset oleh Dr Evie ini menguatkan temuan tersebut. Karena dari laporanny ditemukan kasus anak hiperaktif dan keluhan emosional sebanyak 31% dari total sampel dan 2/3 dari angka tersebut terjadi pada anak yang berasal dari ibu hamil yang lebih aktif mengkonsumsi parasetamol di usia kehamilan 18 minggu dan 32 minggu.
Untuk catatan, usia kehamilan 18 minggu dan 32 minggu adalah usia dimana janin tengah mengalami masa-masa perkembangan otak yang paling signifikan. Pada usia 18 minggu, janin sedang membentuk jaringan dasar dari otak sedang pada usia 32 minggu janin sedang menyempurnakan bentuk jaringan saraf, neurotransmitter dan jaringan kelenjar hormonal pada otak.
Sebenarnya sebelum riset  yang dikembangkan oleh Dr Evie Stergiakouli ini dipublikasikan, sebuah riset sejenis yang lebih masif dikembangkan oleh pemerintahan Denmark sepanjang tahun 1996 sampai 2002 terhadap 65 ribu wanita hamil di negeri itu.
Hasilnya memang senada dengan riset tahun 2016 yang membuktikan bahwa parasetamol memiliki pengaruh buruk pada perkembangan otak janin.Bahkan dalam riset ini ditarik kesimpulan kuat akan pengaruh parasetamol dalam menyebabkan anak ADHD. Riset ini mengklaim setidaknya 37% anak dari ibu dengan pola konsumsi parasetamol yang tidak terkendali akan mengalami keluhan ADHD atau Attention-Deficit Hyperactivity Disorder.
Apa sebenarnya yang terjadi?
Kinerja parasetamol adalah dengan memberikan efek kamuflase pada sinyal-sinyal pada otak yang menyebabkan sistem saraf tidak membentuk reaksi mekanis tubuh, termasuk demam. Termasuk pula memblokade sinyal nyeri hingga efek nyeri bisa teredam.
Keberadaan parasetamol akan menyebabkan perubahan pada kondisi kimiawi dan hormonal pada otak. Pada kondisi normal ini sama sekali bukan masalah, namun ketika  komponen parasetamol terserap pada janin, maka kinerja ini akan merusak kondisi otak tidak sempurna dari janin.
Bukan hanya mempengaruhi secara negatif perkembangan otak janin, kinerja parasetamol terhadap sistem sinyal tubuh, fungsi-fungsi enzim dan hormon ternyata juga diduga akan menyebabkan beberapa kondisi autoimun pada bayi. Meski dugaan ini masih membutuhkan riset mendalam untuk memastikannya.
Ok final question...
Bolehkah wanita hamil mengkonsumsi parasetamol?