Bila selama ini Anda pernah mendengar  masalah ginjal hanya seputaran keluhan gagal ginjal, batu ginjal atau peradangan ginjal, Anda perlu sedikit mengupgrade pengetahuan Anda dengan keluhan ginjal satu ini.
Kebetulan di waktu yang bersamaan saya bertemu dengan 2 orang yang mengalami penyakit ini. meski awalnya sedikit asing, akhirnya rasa penasaran membuat saya mencari tau soal penyakit ini sampai akhirnya saya mendarat untuk menulisnya di sini.
Secara awam, kebanyakan orang menyebutnya masalah kebocoran ginjal. Terdengar sedikit menyeramkan bukan? bagaimana bisa ginjal bocor padahal konon katanya ginjal itu muaranya cairan dalam tubuh sekaligus juga muaranya toksin di dalam tubuh. Kalau bocor, lalu kemana kebocorannya sebenarnya mengalir? Lalu seberbahaya apa sebenarnya kebocoran jantung ini?
Sebenarnya secara medis, penyakit yang kerap digadang-gadang dengan sebutan kebocoran ginjal ini disebut dengan penyakit sindrom nefrotik. Penyakit ini berkaitan dengan kerusakan pada fungsi filter dalam ginjal yang dikenal sebagai sistem nefrotik.
Karena berkaitan dengan kinerj ginjal, ya memang mau tidak mau harus berhadapan dengan resiko yang berkaitan dengan pembuangan toksin yang tidak optimal dan tentu saja gangguan pada fungsi keseimbangan cairan tubuh. Cairan yang seharusnya terbuang melalui ginjal, malah mengendap dalam tubuh dan jadilah muncul masalah yang disebut edema.
Edema ini sebenarnya terbentuknya pengendapan cairan tubuh di bawah permukaan kulit. Alhasil muka, kadang tangan dan kaki jadi seperti bengeb-bengeb alias terkesan lebam-lebam. Hanya saja kali ini minus warna biru karena memang yang mengendap di bawah permukaan kulit bukan darah, jadi ya tidak akan biru-biru.
Apa sebenarnya Sindrom Nefrotik ini?
Untuk bisa menjelaskan secara gamblang penyakit ini memang lebih baik kita ulas dulu dari awal. Apa sebenarnya fungsi nefrotik dari ginjal.
Ginjal itu salah satu fungsinya memang sebagai sistem filter. Salah satunya adalah filter yang menarik toksin masuk ke dalam ginjal untuk dibuang namun sekaligus menahan komponen protein dalam plasma darah. Esensinya memang darah membutuhkan protein sebagai salah satu komponen utamanya.
Nah, Di sini dijelaskan fungsi filter ini terletak pada sebuah saluran pembuluh darah yang berada di pintu masuk ginjal, namanya Glomeruli. Masalah sindro nefrotik ini muncul ketika pembuluh darah glomeruli ini bermasalah. Seperti mengalami peradangan, terbentuk sumbatan seperti akibat adanya jaringan parut, penebalan dinding atau terbentuknya pelemahan pembuluh darah.
Kalau terbentuk masalah pada pembuluh darah glomeruli ini protein yang seharusnya bisa ditahan untuk tetap berada pada plasma darah malah lolos dan terlarut pada cairan urin dalam ginjal. Ini sebabnya pada kasus sindrom nefrotik, pasien akan mengalami kenaikan kadar protein dalam urin, bisa ditandai secara fisik dengan urin yang berbusa. Dan akibat lainnya adalah menurunnya kadar protein dalam plasma darah.
Sebagaimana sudah dikatakan di atas, protein adaah komponen krusial bagi plasma darah. Jadi kalau jumlahnya menurun, maka plasma darah akan mengalami gangguan. Protein dalam plasma darah berkaitan dengan masalah keseimbangan cairan. Kalau kadar protein dalam plasma darah kurang, maka tubuh otomatis akan menahan cairan dalam tubuh dan tidak mengalirkannya keluar menuju ginjal untuk dibuang.
Mungkin gara-gara ini lantas penyakit sindrom nefrotik disebut kebocoran ginjal. Karena gara-gara penyakit ini, protein yang mestinya tertahan dalam darah malah mengalir ke dalam ginjal. Dan cairan yang harusnya masuk ke dalam ginjal malah tertahan dalam jaringan tubuh.
Cairan yang tertahan dalam tubuh inilah yang menjadi tanda khas dari penderita sindrom nefrotik ini. Istilah medisnya adalah Edema. Anda biasanya akan menemukan wajah mereka lebih lebam dan sembab yang kemudian disebut dengan istilah moon face. Ada kantung tebal di lapisan kulit sekitar mata, bahkan sekitar area pipi juga tampak menebal.
Masalah tidak berhenti sampai di sana, akibat aliran cairan tubuh yang tidak lancar, maka toksin yang seharusnya turut terbuang bersamaan dengan keluarnya cairan tubuh yang berlebih ini justru akan tertahan pula dalam tubuh. Kondisi inilah yang kadang bisa memicu masalah lebih serius. Bayangkan saja kalau tubuh Anda mengalami pengendapan toksin...
Kenapa seseorang bisa terserang sindrom nefrotik?
Sebenarnya kalau bicara penyebab agak rumit memang, karena sebagian pakar juga belum yakin apa penyebabnya. Tapi sejumlah pasien mengalami keluhan sindrom nefrotik pasca mengalami peradangan ginjal, masalah diabetes atau jantung sampe efek dari overdosis obat atau suplemen tertentu. Â Masalah-masalah di atas mempengaruhi bentuk atau kemampuan kerja dari pembuluh darah glomeruli tadi, dan jadilah mereka mengalami masalah dengan sistem filter ini.
Apa bisa diatasi?
Secara medis sebenarnya penyakit ini masih sangat memungkinkan untuk di atasi, meski soal rentang waktu penyembuhannya sangat relatif, bergantung pada seberapa berat penyakit ini menyerang. Tak jarang pasien harus menjalankan diet dan terapi pengobatan sampai lebih dari 6 bulan bahkan tidak menutup kemungkinan lebih dari 9 bulan.
Terapi biasanya ditujukan untuk mendorong tubuh menghasilkan lebih banyak urin dengan obat-obatan diuretik, juga obat anti inflamasi jika saja penyakit sindrom nefrotik ini berkaitan dengan peradangan. Sedang pada pasien sindrom nefrotik yang disebabkan oleh efek pembekuan darah, maka terapi anti koagulan akan menjadi pilihan. Pasien juga kadang mendapatkan terapi khusus yang bekerja menurunkan kadar protein yang dilepas ke dalam urin, semacam jenis obat-obatan untuk hipertensi.
Selama pengobatan, pasien akan diminta untuk diet protein dan mengatur jumlah asupan minum serta jenis minuman dan minuman yang dikonsumsi. Â Pada dasarnya tubuh Anda kan mengalami kendala dalam membuang toksin, jadi sebaiknya memang tidak sembarangan makan dan minum untuk mengurangi kadar toksin yang masuk.
Minum dalam kadar yang sudah ditentukan karena tubuh Anda sedang berkendala pula dalam mengelola cairan dalam tubuh. Bisa-bisa edema yang muncul malah semakin buruk kalau Anda abai soal aturan minum ini.
Satu lagi, perhatikan soal asupan protein. Benar memang gara-gara penyakit ini maka kadar protein dalam plasma darah berkurang dan menyebabkan tubuh menyimpan lebih banyak cairan. Tapi jawaban dari masalah ini bukan dengan mengkonsumsi lebih banyak protein. Justru berlebihan dengan protein akan memperburuk kondisi ginjal Anda. Untuk Anda tahu, ginjal justru lebih sensitif terhadap kelebihan protein yang akan memicu kerusakan pada fungsi ginjal. Yang ada masalah malah makin kompleks.
Sekedar gambaran singkat mengenai penyakit yang mungkin tidak banyak diketahui orang tapi diam-diam mengintai ini. Banyak orang yang tidak sadar sama sekali kalau mereka sedang mengalami penyakit ini sampai kondisi sudah relatif berat. Pasalnya gejala penyakit sindrom nefrotik ini relatif samar, selain tentu saja yang khas seperti efek edema dan masalah urin yang berbuih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI