Ketika kadar oksigen dalam tubuh tidak bisa mencapai standar yang dibutuhkan, di saat itu sebenarnya ekosistem di dalam tubuh manusia mulai terganggu. Ekosistem yang tidak normal akan memudahkan terjadinya kondisi Ph yang tidak normal dan elektrolit yang tidak berimbang. Dan kondisi ini yang memudahkan bakteri, virus masuk ke dalam tubuh. Memudahkan tubuh mengalami infeksi dan memudahkan tubuh mengalami perubahan karakter sel.
Intinya, kalau oksigen tidak dalam jumlah cukup, tubuh manusia jadi terganggu. Dan ada catatan lain, kalau ternyata sejumlah bakteri dan virus ternyata justru lebih nyaman hidup dalam ekosistem yang rendah oksigen. Begitu mereka di”gelontor” oksigen, mereka langsung pasang bendera putih.
Begitu juga dengan sel kanker, sel kanker juga teradaptasi untuk menjadi sel yang tidak butuh oksigen. Jadi begitu kadar oksigen dalam tubuh naik, mereka justru menilai oksigen sebagai toksin. Oksigen akan membuat sel-sel kanker ini melemah bahkan bila masih berukuran kecil mungkin saja justru langsung mati. (sumber)
Dan dari sinilah kemudian ide penerapan terapi oksigen hiperbarik diberikan pada pasien kanker. Dengan terapi ini kadar oksigen dalam tubuh bisa ditingkatkan dan daya serapnya bisa meningkat sampai 20 kali lipat.
Ketika darah yang sudah dipenuhi oleh oksigen ini sampai pada area dimana infeksi atau bentukan massa kanker muncul, maka di sanalah oksigen bekerja menyerang mikroba dan sel kanker di dalamnya. Sel-sel lemah yang ada disegarkan kembali dengan paparan oksigen berdosis tinggi ini
Bukan hanya itu dari sumber RS Mintohardjo, dijelaskan terapi ini juga membantu tubuh membentuk nukleus sel baru menggantikan nukleus induk yang rusak seperti pada efek stroke atau pada kanker. Ini harapan baru bagi pasien karena dengan ini pasien mungkin untuk membentuk ulang sel sehat baru tanpa melibatkan sel mati atau rusak sebelumnya.
Bagaimana dengan kasus kanker endometrium?
Ternyata sejumlah riset mengenai terapi oksigen hiperbarik ini sengaja diarahkan langsung pada kasus kanker endometrium. Kerusakan fungsi pelepasan sel-sel endometrium pada saat wanita mengalami menstruasi menyebabkan dinding rahim terlapisi oleh sel-sel endometrium menumpuk yang melakukan mutasi gen sehingga menunjukan karakter agresif.
Pada jurnal Ultrasound in Obstetrics & Gynecology tahun 2003 dijelaskan mengenai efek terpai oksigen hiperbarik terhadap endometrium. Dan didapatkan fakta bahwa terapi tersebut membantu sel-sel sehat yang tersembunyi mulai lebih kuat.
Sementara sel-sel mutasi ini melemah, akhirnya dalam proses bertahap ada progress berkurangnya massa kanker pada endometrium dan memunculkan sel-sel sehat yang baru dari baliknya. Sebagaimana dijelaskan dalam The Journal of Urology tahun 1999 mengenai manfaat terapi oksigen hiperbarik ini pada fungsi rahim efeknya terhadap sel-sel abnormal dalam rahim.
Dalam jurnal Bosnian Journal of Basic Medical Science tahun 2006 juga diungkap bahwa terapi oksigen ini akan membantu peningkatan kinerja sel-sel endometrium sehingga bukan hanya efektif mematikan sel-sel rusak tetapi juga meningkatkan kesuburan.