Mohon tunggu...
Cheisa M
Cheisa M Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Loves dogs, reads fiction-fantasy novels, enjoy beaches, write blogs, watch the world burn on the internet.\r\nPotterheads!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Katanya Tuhan Memaksa, di Facebook

4 Juli 2014   21:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:29 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Curhat lagi soal efbi..

Kemarin, salah seorang temen beberapa kali posting yang mengesankan anti kubu Jokowi. Bukan fitnah keji yang gimana banget sih, terakhir rangkuman omongan2 dulu vs sekarang-nya Megawati S, Jusuf Kalla, dan Anies baswedan. Yang dulu negatif, sekarang mendukung.

Berbekal itu, saya simpulkan, dia pendukung/pemilih Prabowo dong... Baiklah.. biasa aja.. cuma kemarin lagi iseng mau menanggapi.. jadi saya cuma komen kira2 gini; "Namanya juga manusia.. dinamis.. berubah2 pendapat kan wajar.. saya pun masih suka merubah pendapat/opini.."

Yang kemudian direspon.. "bukan dinamis hny tdk berpegang teguh pada syariat....sudah jelas hanya aturan Allah saja yg benar dan wajib untuk diamalkan....tp mlh asik dgn sistem buatan manusia ya begitulah jadinya, amnesia....." *hasil copas*

Ya saya respon lagi: " kadang, perubahan sikap yg diambil manusia justru karena merasa berpegang teguh pada syariat. Hanya Allah yg paling tahu. Sebagai contoh, Amien Rais dulu bilang kalo Prabowo harus dimahmilkan, tapi sekarang mendukung jadi capres. Ya pasti beliau punya pertimbangan sendiri dalam merubah pendapat dan keputusannya. Jadi, tetap berpikir dan berharap positif saja.."
Kemudian direspon lagi: "maaf, bagaimana bisa berpegang teguh pada syariat jika sistem yang dipakai masih demokrasi yg jelas buatan manusia (notabene hukum-hukum yang dibuat semua buatan manusia dan bisa dirubah sewaktu-waktu bahkan berubah sesuai keinginan partai atau golongan) lain halny a jika hukum yang digunakan hukum Allah (syariat)....Dimana letaknya syariat dalam sistem demokrasi????? hukum sll berubah....hukum Allah tidak berubah (Co/: hukum penggunaan jilbab bagi muslim wajib tidak bisa dikompromikan tapi jika dalam demokrasi itu tidak bisa diganggu gugat karena ranah pribadi bagi orang lain karena adanya hak azasi manusia.....Bagi Islam hukum itu wajib ....Afwan jika penjelasan saya mencontohkan bagi muslim....masih banyak lagi hukum yang umat lalai dari perintah Allah......Demokrasi sudah jelas sistem yang diadopsi dari luar negeri bukan dari Islam....Dalil Al-qur'an sudah dijelaskan nasrani dan yahudi tidak akan ridha sebelum umat Islam mengikuti milah mereka.....Berharap positif dan berpikir positif bukan pada hukum manusia tapi hanya pada hukum Allah.....Afwan, penjelasannya..."

Dan ada beberapa komentar senada, soal hukum syariat yang dijadikan hukum negara.. karena mutlak.

Sampai disini, saya berhenti merespon. Karena mentok otak saya. Ini posting2 politik ngape ujung2nye jadi bahas aturan agama sehh? Syariat versus Demokrasi. Hukum buatan manusia. Hukum buatan Allah. Bla bla bla..

Maksudnya apa? Mau menjadikan Al Quran sebagai UUD? Hmm.. bagus juga idenya.. Let's find an Island andbuild an army.. Only moslem allowed. Only 1 khalifah as a ruler. That would be a perfect country.  YEAAAA, If GOD himself show up and choose the khalifah. Dan berakhirnya kepemimpinan Khalifah, itu atas izin Allah SWT.

Hukum Allah itu diperuntukkan untuk pegangan hidup  manusia. Al Quran untuk pegangan dalam menjalani hidup untuk umat Islam. Bukan untuk hukum suatu negara. Menggunakan Al Quran untuk memutuskan suatu perkara untuk orang lain, contoh; Njilbabin umat Kristen atau non-muslim lainnya, tentu saja itu konyol. Tidak, saya tidak lupa kata2: berharap & berpikir positiflah sama Hukum/Ketetapan Allah.  Iya, untuk kita pakai, bukan untuk kita paksakan kepada orang lain. Jangan terlalu mengecilkan kuasa Allah, kalau memang Ia mau seisi dunia beragama Islam dan menggunakan Al Quran sebagai dasar negara, tidak akan sulit bagi-Nya.

Demokrasi saat ini menjadi pilihan karena keragaman yang ada. Bisa dibayangkan kekacauan yang timbul jika memaksakan hukum satu kitab suci dijadikan dasar hukum negara. Betapa banyak manusia yang akan dikorbankan/berkorban? kesannya Allah maksa banget ya.. nyiptain beda2 tapi buat dipaksain jadi seragam.

Allah menciptakan beragam manusia, dengan beragam budaya dan penampilan yang berbeda, untuk menjadikan kita yang beragama Islam menjadi manusia yang lebih baik. Untuk menjadikan mereka yang belum Islam sebagai contoh. Ada yang contoh baik dan contoh buruk. Untuk meneguhkan keimanan atau sebagai cobaan/godaan.

Dan lagi, buat saya Islam itu demokrasi. Baca Al Quran kita baik2, perlahan2 dan resapi artinya. Tanya pada guru agama Islam, yang tidak punya kepentingan politik atau kekuasaan.

Pendapat pribadi diparagraf diatas terinspirasi dari;
(QS Al-An'am [6)).  (QS Al-Baqarah [2]). (QS Al-kafirun [109]) (QS Al-Nahl [16]: 93).

Negara bersyariat itu mutlak milik Allah SWT, di surganya. Bukan dibuat oleh manusia.

Facebook itu berdasarkan demokrasi loh,... inget kan nyontreng "I accept" atau "I agree" atau "Menyetujui" saat daftarin akun dulu? Dulu dia khusus bikin buat kaumnya sendiri.. nah, berdasarkan demokrasi, dia mengizinkan semua untuk mendaftar.. dari Ahli Kitab sampai Ahli maksiat..

Kan aturan facebook ngga pake aturan syariat, koq masih gabung di komunitas facebook?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun