Aceh, sebagai wilayah yang memiliki otonomi khusus di Indonesia, menghadapi berbagai dinamika dalam pemerintahan dan pembangunan. Mahasiswa dari dua universitas terkemuka di Aceh, UIN  Ar-Raniry  dan Universitas Syiah Kuala (USK), memiliki pandangan yang kritis dan konstruktif mengenai pemerintahan saat ini. Berikut adalah gambaran umum pandangan mereka.
Transparansi dan akuntabilitas
Mahasiswa UIN  Ar-Raniry  dan USK menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan. Mereka sering mengkritik kurangnya keterbukaan dalam pengelolaan anggaran daerah dan menyoroti dugaan korupsi. Banyak yang berpendapat bahwa dana publik seringkali tidak digunakan secara efektif untuk pembangunan, melainkan disalahgunakan oleh oknum pejabat. Mereka menuntut adanya peningkatan dalam mekanisme pengawasan dan penegakan hukum yang lebih tegas terhadap kasus-kasus korupsi.Â
Kualitas Pendidikan dan Kesehatan
Sebagai pelajar di institusi pendidikan tinggi, mahasiswa kedua universitas ini sangat peduli dengan sektor pendidikan. Mereka merasa bahwa pemerintah harus lebih fokus pada peningkatan kualitas pendidikan, termasuk fasilitas dan sumber daya manusia di bidang pendidikan. Demikian pula, dalam sektor kesehatan, mereka mengharapkan adanya perbaikan dalam pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, dan fasilitas medis, terutama di daerah-daerah terpencil.Â
Pengenmabangan Infrastruktur dan Ekenomi
Mahasiswa UIN  Ar-Raniry  dan USK melihat adanya kebutuhan mendesak untuk pengembangan infrastruktur yang lebih merata. Mereka menilai bahwa pembangunan infrastruktur yang baik akan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Selain itu, mereka menginginkan adanya dukungan yang lebih besar terhadap UMKM untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mahasiswa juga mengkritik ketimpangan pembangunan antara daerah perkotaan dan pedesaan, yang masih sangat terasa di Aceh.Â
Pelestarian Budaya dan Lingkungan
Kedua kelompok mahasiswa ini juga menunjukkan kepedulian terhadap pelestarian budaya dan lingkungan. Mereka mengkritik pemerintah yang dianggap kurang memperhatikan aspek-aspek ini dalam kebijakan pembangunan. Mahasiswa UIN  Ar-Raniry  dan USK menuntut kebijakan yang lebih berkelanjutan, yang tidak hanya berfokus pada pembangunan ekonomi tetapi juga pada pelestarian budaya lokal dan lingkungan alam.Â
Partisipasi Generasi Muda
Mahasiswa dari kedua universitas ini juga menyoroti kurangnya partisipasi generasi muda dalam proses pengambilan keputusan. Mereka merasa bahwa aspirasi dan suara mereka sering tidak didengar oleh pemerintah. Mahasiswa berharap adanya lebih banyak ruang bagi mereka untuk terlibat dalam proses politik dan pengambilan kebijakan. Mereka percaya bahwa dengan keterlibatan aktif generasi muda, pemerintahan dapat menjadi lebih dinamis dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.Â
Harapan Masa Depan
Meskipun terdapat banyak kritik, mahasiswa UIN Â Ar-Raniry dan USK tetap memiliki harapan positif terhadap pemerintahan Aceh. Mereka menginginkan perubahan yang signifikan dalam hal transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat. Mahasiswa berharap bahwa pemerintahan Aceh dapat lebih responsif terhadap kritik dan saran, serta berkomitmen untuk melakukan perbaikan yang berkelanjutan demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Aceh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H