SEBAGAI ORANG TIMUR yang menjunjung tinggi norma kesopanan, biasanya kita akan segan untuk menolak permintaan, ajakan, atau tawaran orang lain. Terlebih bila berkaitan dengan orang-orang terdekat, seperti saudara, sahabat, atau rekan kantor.Â
Berkata "ya" ibarat template jawaban yang susah diubah. Padahal, jawaban tersebut terkadang memberatkan. Misalnya, ketika kita harus mengejar pekerjaan yang mendekati deadline, tetapi tiba-tiba seorang teman mengajak bertemu. Karena tidak enak untuk menolak, maka kita pun mengiyakan, dengan mengambil risiko pekerjaan kita tidak selesai tepat waktu.
Lalu, apakah kita akan terus menerus membebani diri dengan sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan hati? Jawabannya tentu saja tidak. Menyenangkan orang lain memang baik, tetapi kita harus belajar berkata tidak untuk waktu-waktu yang tidak kita inginkan.Â
Mungkin berat untuk berkata "tidak". Bisa saja sikap tersebut menutup banyak kesempatan. Namun, terkadang hidup harus mengambil sikap yang tegas untuk dapat menghargai diri sendiri dan membuat kita lebih bahagia, bukan?
Menolak hal yang tidak kita inginkan, akan mengurangi beban yang membuat kebahagiaan kita terampas.
Bayangkan saja bila kita tidak mampu berkata tidak untuk banyak hal. Pekerjaan, misalnya. Karena tidak enak menolak pekerjaan dari A, B, dan C, semuanya kita terima. Padahal untuk mengerjakan ketiganya akan membuat kita kesulitan membagi waktu, tenaga, dan pikiran. Orang bilang, kita mencari susah sendiri. Jika mampu menolak salah satu, mungkin kita akan lebih fokus dan maksimal. Akhirnya, penyesalan pun datang. Penyesalan yang diam-diam mencuri kebahagiaan kita.
Selain itu, tidak mampu berkata "tidak" akan membuat kita terlihat lemah, sehingga orang lain senang memanfaatkan kita. Bukankah ini tidak baik? Karena itulah, kita harus berlatih berkata "tidak". Meskipun mungkin butuh waktu lama, tetapi itu akan membuat kita jauh lebih baik. Beginilah cara untuk melatih berkata "tidak pada orang-orang yang tidak kita sukai atau untuk hal-hal yang tidak kita inginkan.
1. Buang jauh perasaan takut
Jangan biarkan rasa takut mengalahkan kita. Misalnya takut tersisih takut dibenci, takut tidak mendapat untung, dll. Mengapa kita harus takut, bila berkata "tidak" adalah hak kita. Kecuali bila apa yang ditolak tersebut merupakan kewajiban kita, maka tentunya harus dipertimbangkan ulang. Karena menolak memenuhi kewajiban jelas akan ada konsekuensi buruk yang kita terima. Berbeda bila itu adalah hak di mana berkata "tidak boleh saja dilakukan.
2. Kenali alasan kita menolak
Kita tentu punya alasan mengapa harus menolak seseorang atau sesuatu yang tidak kita inginkan. Mengenali alasan yang tepat akan menjadi pertimbangan penting dalam mengambil keputusan yang bijak.