Rohim terkejut setengah mati, tubuhnya gemetar hingga pena dan amplop itu jatuh seketika.
Nek Iroh memicingkan mata. Terbungkuk-bungkuk ia mengambil kipas anyaman bambu dari atas lemari plastik lalu menepuk ubun-ubun Siddiq.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!