Â
Ada apa anak muda?
Mengapa engkau kini berduka?
Apakah lautan tak lagi bergejolak menghantam batu karang?
Ataukah kegelapan malam menghitam tiada cahaya?
Sungguh kurang ajar.
Siapakah dirimu? Menghancurkan jiwa dalam sunyi
Serta percakapan-percakapan tiada kata riang semarak
Ah, dunia ini memang kelam. Lelah tak berkunjung ceria. Namun manusia seperti itu jati dirinya.
Menghantam telak batu-batu karang kehampaan
Tiada pelita dalam kegelapan bahkan engkau resah oleh semilir angin sejuk.
Aduhai adinda dunia ini memang kejam
Bukan berarti darah-darah dalam tubuh tiada senyum
Untuk orang-orang teraniaya hidupnya lebih risau daripada kamu.
Nah, itulah dunia. Manusia tak tersenyum hangat di depan
Mereka merajuk kesal di belakang dirimu. Betapa hebatnya kau. Lalu mulut-mulut berbisa kembali menguap.
Aduhai dunia yang baik ditiadakan sedangkan orang kejam diagungkan. Tahukah kenapa?
Ah, sudahlah dunia seperti itu. Namun lihatlah ke atas malam membentang luas jutaan bintang-bintang menari. Dan keadilan semesta tidak akan lenyap.
Percayakah engkau?
Jakarta, 16 Oktober 2018.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI