Mohon tunggu...
lady  anggrek
lady anggrek Mohon Tunggu... Wiraswasta - write female health travel

Suka menulis, Jakarta, Blog: amaliacinnamon.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Hutan Bagian dari Kehidupan Manusia

19 September 2019   18:49 Diperbarui: 19 September 2019   18:52 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang perempuan berjalan menyusuri tanah setapak demi setapak dan merasakan angin bergerak menyusuri kehidupannya. Terlihat dari wajahnya hatinya bergetar, bibir mungilnya berkata perlahan, "Semoga mereka mengerti." 

Ide-ide untuk menyayangi Hutan Kencana tersimpan di kepalanya. Untuk menjaga hutan sebagaimana bagian dari kehidupan kita. Kedua bola matanya menatap bayangan matahari dan lebatnya pepohonan. Dia mengangkat tangan kanan ke atas perlahan terkena sinar matahari hangat. Temani selama berjalan menyusuri Hutan Kencana yang tak jauh dari tempat tinggal.

Mereka menyadari bahwa dia bukanlah perempuan yang dapat menyerah oleh keinginan mereka untuk mengalihkan perkebunan di hutan. Karena Amalia teringat tentang almarhum Bapaknya yang dulu sering mengajak ke Hutan Kencana. 

Sejak kecil Amalia setiap ada waktu liburan berkunjung ke Hutan Kencana. Oleh Pak Surya, Bapak Amalia. Ingin kembali mengenalkan kepadanya tentang Hutan Kencana dan tempat tinggal kelahiran. Yaitu Desa Kenari.

Dari Almarhum Pak Surya, Amalia telah memahami tentang tanaman serta manfaat Hutan Kencana bagi masyarakat. Maka Amalia miliki peranan bagi Hutan Kencana dan masyarakat. Serta memiliki makna untuk lingkungan.

Hutan memiliki banyak makna untuk kehidupan masyarakat. Diantaranya adalah Hutan menghasilkan oksigen dan menyerap karbondioksida dalam proses fotosintesis. 

Sebuah pohon berdaun dewasa saja dalam satu musimnya bisa menghasilkan oksigen untuk dihirup 10 orang manusia dalam setahun. Selain itu, hutan juga mampu memurnikan udara. Pepohonannya membersihkan polusi udara bukan hanya dari CO2 saja, namun juga gas-gas berbahaya lainnya, termasuk karbon monoksida, SO2, dan NO2.

Kerudungnya bergetar lembut oleh angin sore hari. Dia terdiam sesaat. Teringat kembali tentang kenangan bersama Bapaknya diajak ke Hutan Kencana. Meski Hutan ini kebanyakan memiliki lahan gambut merupakan ekosistem alami bagi beberapa tanaman yang mempunyai nilai ekonomi bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. 

Maka Hutan ini jika dialihkan ke perkebunan dia merasa kehilangan. 

Setiap lingkungan memiliki peranan terhadap masyarakat. Janganlah sampai kita menyesal di hari kemudian. Juga kenangan tentang Pak Surya selama ia masih kecil. Yang mengenalkan bagian dari hidupnya kepada Amalia. Hatinya terasa pilu. Setidaknya saya dapat diberi kesempatan untuk menghargai dan menjaga Hutan Kencana. Tidak hanya untuk saya semata juga bagi masyarakat setempat.

Beberapa jenis tanaman yang dapat tumbuh baik di lahan gambut antara lain adalah rumbia, rotan, karet, nanas, padi, mahang, pisang, tebu, kalapapa, sagu, singkong, jelutung, punak, resak, dan kapur naga.

Maka Hutan Kencana ini memiliki banyak kelebihan sebagai sumber kehidupan masyarakat setempat. Namun ada beberapa di antara mereka ingin mengubah menjadi perkebunan. Jika hal itu terjadi maka air gambut tersebut mengaliri sawah lebak dan menyebabkan banjir. 

Akibatnya, masyarakat tidak lagi dapat menanam tumbuhan atau berternak ikan, dan berdampak negatif pada sumber penghidupan mereka. Hilanglah kesempatan penghasilan masyarakat.

 Tidak hanya untuk mengembangkan sumber daya di hutan saja juga keinginan menjaga keseimbangan alam sebagai salah satu contoh ekosistem. Begitu juga dapat menyuburkan tanah. Karena terdapat banyak tumbuhan yang jika daunnya berguguran, maka akan menjadi membusuk dan terurai sehingga berubah menjadi tanah humus. Dan Ini membuat hutan bermanfaat untuk menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah.

 "Telah kuberikan kepadamu segala apa yang ada di sini. Maka pahamilah yang telah menjadi sumber kehidupanmu. Saya berharap engkau menjagaku dan memahami apa arti hutan bagi masyarakat." Jika Hutan bisa mengekspresikan perasaannya dan berkata kepada kita untuk lebih menghormati apa yang telah ia miliki.

Semoga dengan ini mereka bisa memahami. Yang telah bersedia mendengarkan aku di Gedung Serbaguna di Desa Kenari. Para warga dan para pengusaha perkebunan.

Hatinya terasa gelisah saat menjelaskan manfaat dan sumber daya hutan bagi masyarakat. Terutama dalam menjaga keseimbangan alam. Kedua tangannya terasa dingin. Namun setiap waktu berjalan dia merasakan para warga mau mendengarkan. Amalia menatap wajah mereka satu persatu. Terdengar perlahan suara mereka berkata,"Ide yang konyol." "Usaha yang sia-sia." 

Namun ada beberapa orang yang memperhatikan Amalia dengan serius. Secara perlahan hatinya mulai tenang namun tetap ia harus berusaha menyakinkan kepada warga dan pengusaha perkebunan. Untuk memiliki kesadaran dan makna hutan sebagai bagian dari kehidupan manusia.

"Apakah ada yang mau bertanya?," Tanya Amalia selesai penjelasan. Ibu Yuda bertanya,"Menurut saya jika ini tidak dilakukan berarti usaha perkebunan lebih baik daripada menjaga dan mempertahankan hutan?" 

Dia kenakan blouse berwarna biru. Raut wajahnya sekitar 40-50 tahun, tubuhnya kurus dan rambutnya tumbuh uban dan keriting. Tampak terlihat rasa penasaran dan tidak percaya kepada Amalia. Pertanyaannya sungguh kritis.

"Hutan Kencana memang tidak bermakna bagi masyarakat. Namun kita sebagai manusia bergantung kepada Hutan ini karena miliki keseimbangan alam sebagai ekosistem, menjaga kesuburan tanah dan terhindar dari bencana banjir dan erosi. Juga kita tinggal di wilayah Timur Indonesia maka tanaman rumbia atau sagu dapat menjadi penghasilan terbesar bagi masyarakat. 

Terutama dengan rotan dan karet. Juga tanaman lain seperti nanas, padi, pisang dan tebu. Apakah tidak ada manfaat hutan bagi kita? Ya, tidak ada." Jawab Amalia. Ibu Yuda tersenyum bahagia mendengarnya. Lalu ia bisa langsung menjawab memang lebih baik tidak ada hutan lebih mementingkan perkebunan.

Lalu Amalia kembali berkata," Karena juga tidak ada gunanya hutan bagi manusia dan generasi penerus di masa depan. Mereka tidak menyadari adanya sumber daya hayati dan bagaimana melestarikan hutan. 

Saya berperan bukan untuk mementingkan nilai ekonomi semata dari hasil perkebunan tetapi juga berusaha menjaga agar Hutan Kencana sebagai keseimbangan alam dan makna hutan bagian dari kehidupan manusia." Mereka terdiam. Mendengarkan dan ada diantara mereka tidak tahu harus berkata. Juga ada sebagian warga yang menunduk karena malu.

Tidak beberapa  lama kemudian Pak Sandi bertanya. Dia adalah kepala desa Kenari. "Bagaimana menjaga Hutan Kencana untuk generasi penerus desa Kenari?" Amalia berpikir sebentar. 

Kemudian ia berkata, "Untuk awalnya dimulai dengan komunitas pecinta hutan. Kenapa membentuk komunitas pencinta hutan? Agar kita sebagai warga menciptakan kesadaran dalam menjaga hutan."

"Komunitas pencinta hutan ini memiliki penjelasan kepada para warga yang belum memahami bagaimana menjaga hutan. Dengan mendokumentasikan peranan hutan bagi manusia, menjaga sumber daya alam hutan dengan lebih tepat dan konsekuen, juga bagaimana mengembangkan hasil hutan tersebut. 

Jika hal ini sudah dilakukan maka yang kedua adalah menciptakan UMKM  dan koperasi untuk pembinaan warga dan menciptakan pendapatan dari mengolah hutan. Terakhir bagaimana kita menjual hasil hutan kepada pembeli dan penjual."

Sebagian warga mengangguk. Menyetujui pendapat Amalia. Namun ada seseorang yang bertanya lagi. Ibu Suyatmi namanya. Tubuhnya tinggi, kenakan kerudung berwarna cokelat namun dandanannya sungguh tebal dan menyolok. "Kira-kira berapa lama prosesnya? Dari awal membentuk komunitas pencinta hutan hingga menjual hasil hutan kepada pembeli dan penjual?" Tanyanya penasaran.

"Memang tidak butuh waktu yang sedikit dalam menjaga hutan sebagai contoh ekosistem dan keseimbangan alam, mengolah hasil hutan secara tepat dan merawat hutan sebagai kesadaran kita sebagai bagian dari kehidupan."

"Tetapi kita sebagai warga Desa Kenari dan Hutan Kencana memiliki makna atas keinginan menjaga alam sebagai makhluk ciptaan dari Sang Pencipta. Maka proses waktu tidak sedikit tetapi searah sesuai tujuan untuk menjaga Hutan Kencana."

Amalia terdiam. Pak Sandi sedang berbisik pelan kepada para pengusaha perkebunan lalu berkata. "Terima kasih, Amalia. Atas penjelasan secara lengkap tentang hutan dan bagaimana menjaga serta mengolah secara tepat bagi warga. Saya akan mengabari untuk perkembangan lebih lanjut." Amalia menundukkan kepala lalu bersalaman kepada Kepala Desa dan para pengusaha perkebunan. Lalu ada doa dan harapan agar para warga tidak menghiraukan apa yang ia lakukan.

Seorang lelaki dengan tubuh tinggi berdiri tegak memperhatikan anak perempuannya. Berusaha menjelaskan kepada warga Desa Kenari dengan sabar dan tulus bagaimana membentuk komunitas pencinta hutan. Langkah awal untuk menciptakan bagaimana warga miliki kesadaran Hutan Kencana bagian dari kehidupan manusia.

Perlahan namun semoga sesuai arah dan jalur untuk kehidupan yang lebih baik bagi generasi penerus para warga Desa Kenari. Hutan adalah bagian dari kehidupan manusia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun