Disini saya membicarakan tentang anak SD Â sebut saja namanya sonia. Sonia adalah anak yang baru berinjak kelas 4 sd. Anak ini memiliki masalah belajar yakni kesulitan dalam membaca. Sonia kesulitan membaca dikarenakan sonia tidak diajarkan oleh orang tua maupun keluarga lain karena sonia adalah anak yang tidak memiliki ayah dan ibu.Â
Kesulitan belajar ini terlihat saat sonia mulai beranjak kelas 3 SD yang disana dia ketinggalan dari teman temannya. Dari sana guru di sekolahnya mulai lebih memperhatikan sonia karena menurut gurunya sonia memiliki gangguan belajar yang bernama dysleksia. Dimana dysleksia ini artinya gangguan membaca dan menulis. sampai saat sonia kelas 4 SD,sonia masih belum bisa membaca maupun menulis dengan baik.
Saat itu ada kakak kelasnya sebut saja namanya bunga diminta tolong untuk mengajarkan sonia membaca,tapi nihil sonia tetap saja belum bisa mengenal huruf,menulis,maupun membaca dengan benar.
Cara yang dilakukan guru untuk sonia salah satunya yaitu dengan menerapkan teori belajar humanistik yakni, Teori belajar dan pendidikan humanistik diawali oleh munculnya gerakan mahapeserta didik  Gerakan yang disampaikan itu merupakan respon atas ketidakpuasan atas kompetisi, tekanan, kehidupan yang selalu diawasi, dan ketidaksesuaian apa yang pelajari dengan apa yang mereka amati ketika belajar di sekolah.Dalam pendidikan humanistik, fokus utamanya adalah hasil pendidikan yang bersifat afektif, belajar tentang cara-cara belajar (learning how to learn), dan meningkatkan kreativitas dan semua potensi peserta didik.
Yang kedua Teori Behavioristik,
Teori ini berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristic Atau dengan kata lain belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuanya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Adapun cara belajar menurut teori ini adalah dengan mengamati perkembangan peserta didik. Perilaku terbentuk dengan adanya ikatan asosiatif antara stimulus dan respon. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang menghindari hal-hal yang menyakitkan dan berprilaku sesuai dengan pola stimulus respon yang terjadi.
Lalu yang ketiga adalah Teori belajar kognitif,yakni Teori ini menekankan bahwa keseluruhan lebih berarti daripada bagian-bagian. Artinya proses belajar dalam teori ini harus dimulai dari keseluruhan dahulu, baru menganalisa bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Misalnya, permulaan membaca untuk anak SD yang baik adalah mengajarinya keseluruhan baru dianalisis/dipisahkan per kata, per suku kata, dan per huruf.
Contohnya
Ini-ibu-Budi
I-ini i-bu Bu-di
Sonia juga disini memerlukan motivasi untuk belajar,karena motivasi belajar dibentuk dan salah satu landasan yang mendorong manusia untuk tumbuh, berkembang, dan maju mencapai sesuatu. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi. Belajar adalah proses merubah tingkah laku, mengasah kemampuan berfikir secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan motivasi adalah sesuatu hal yang dapat mendorong minat dari dalam diri individu agar dapat melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alas an seseorang untuk berprilaku atau melakukan sesuatu.